PedomanBengkulu.com, Jakarta - Hari ini, Rabu (9/7/2025), bangsa Indonesia memperingati 49 tahun peluncuran satelit komunikasi pertamanya, Palapa A1, dari Kennedy Space Center, Florida, Amerika Serikat, yang menjadi tonggak sejarah dalam kemerdekaan teknologi komunikasi nasional.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Leni Haryati John Latief mengatakan, satelit yang diluncurkan pada 9 Juli 1976 yang dikenal dengan nama Palapa A1 tersebut bukan sekadar pencapaian teknis, melainkan simbol penyatuan bangsa yang tersebar dari Sabang hingga Merauke.
"Saya memandang Palapa A1 bukan hanya sebagai proyek telekomunikasi, tetapi sebagai bentuk nyata dari implementasi keadilan konektivitas. Kala itu, satelit ini menghubungkan pulau-pulau terpencil ke pusat informasi dan pemerintahan, membuka akses pendidikan, dan mempererat persatuan nasional dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Hj Leni Haryati John Latief.
Perempuan berhijab kelahiran Taba Anyar 31 Oktober 1964 ini menjelaskan, keberadaan satelit Palapa telah menjadikan Indonesia sebagai negara ketiga di dunia setelah AS dan Kanada yang mengoperasikan sistem satelit domestik.
"Ini bukan prestasi kaleng-kaleng, sebuah pencapaian yang luar biasa dari negara berkembang kala itu. Meskipun kita nggak boleh sekedar memuja masa lalu, tapi ini jadi refleksi ke depan untuk membangun kemandirian teknologi antariksa, memperkuat kedaulatan data, dan memperluas konektivitas digital ke pelosok daerah yang masih belum terlayani dengan baik sebagaimana di Bengkulu yang masih banyak area yang tak bersin
Mantan Ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Bengkulu ini menekankan pentingnya untuk membangun armada langit yang lebih besar dan lebih mandiri.
"Mari sama-sama jadikan Hari Palapa ini sebagai momentum kebangkitan industri satelit nasional. DPD RI siap mendorong regulasi dan rekomendasi penganggaran yang mendukung ekosistem riset dan pengembangan satelit dalam negeri," tandas Hj Leni Haryati John Latief.
Pembina Bundo Kanduang Provinsi Bengkulu ini menambahkan, sebagai wakil daerah, ia juga siap mendorong agar semangat Palapa diteruskan melalui program literasi digital di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), serta memastikan bahwa tidak ada satu anak bangsa pun yang tertinggal dari revolusi informasi karena keterbatasan sinyal.
"Palapa telah menjadi simbol bahwa kita bisa dan mampu memimpin di bidang teknologi, bahkan ketika dunia belum memandang kita sejajar. Kini, dengan semangat yang sama, mari kita tuntaskan cita-cita untuk menjadi bangsa yang berdaulat di darat, laut, udara, dan luar angkasa," tutup Hj Leni Haryati John Latief.