Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Muslim Tak Mencela Pemimpin

Dalam seiklim demokrasi, kritik terhadap pemimpin adalah bagian sah dari proses bernegara. Namun, ada garis halus yang membedakan antara kritik konstruktif dan hujatan destruktif.

Belakangan, Gubernur Helmi Hasan menjadi sasaran berbagai cercaan, baik di ruang publik maupun media sosial. Fenomena ini bukan hanya mencederai etika bermasyarakat, tetapi juga berpotensi membawa kerugian besar bagi para pelakunya, baik di dunia maupun di akhirat.

Perlu diingat, daging seorang pemimpin yang taat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah beracun. Ini bukan sekadar ungkapan kiasan, melainkan peringatan dari tradisi keislaman yang sudah lama diwariskan oleh para ulama.

Menggunjing, mencela, apalagi memfitnah seorang pemimpin yang menjaga hubungannya dengan Allah dapat mendatangkan murka dan balasan yang tidak ringan. Jika hujatan itu tidak disertai fakta dan niat membangun, maka ia menjadi beban yang berat di akhirat, dan bahkan bisa menjadi sebab kesempitan hidup di dunia.

Peringatan ini bukan bentuk pembelaan buta terhadap seorang pemimpin, tetapi sebuah ajakan tulus sebagai tanda kasih sayang terhadap sesama. Kami tidak ingin para penghujat menyesali perbuatannya saat segala amalan ditimbang, dan setiap kata harus dipertanggungjawabkan.

Lebih baik energi dan waktu yang selama ini dipakai untuk menghujat, dialihkan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat.

Mari arahkan perhatian dan tenaga kita untuk memakmurkan masjid, menyantuni rakyat yang membutuhkan, dan membina rumah tangga dengan suasana penuh nilai-nilai agama. Di tengah berbagai tantangan zaman, inilah saatnya kita kembali kepada adab dan akhlak mulia sebagai fondasi masyarakat yang sehat dan berkah.

Biarlah Allah yang menilai amal pemimpin. Tugas kita sebagai rakyat bukan untuk menjadi hakim atas hati seseorang, tapi menjadi penebar kebaikan yang mendoakan dan, bila perlu, menasihati dengan cara yang lembut dan terhormat.

Semoga dengan meninggalkan hujatan, hidup kita dijauhkan dari kesusahan dan diberkahi, baik di dunia maupun di akhirat.