PedomanBengkulu.com, Bengkulu - Bumi Merah Putih heboh setelah segerombolan orang bersenjata tajam menyerang pos parkir RS DKT di Kota Bengkulu, pukul 03.00 WIB, Ahad (20/7/2025). Akibat peristiwa tersebut, seorang juru parkir mengalami luka parah. Ironisnya, sebagian besar pelaku berusia remaja.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Leni Haryati John Latief mengatakan, di tengah kemajuan zaman dan derasnya arus informasi digital, generasi muda di Bengkulu dihadapkan pada tantangan moral yang kian kompleks.
Menurutnya, kejadian kenakalan remaja yang marak belakangan ini, mulai dari tawuran, penyalahgunaan narkoba, hingga tindakan kriminal lainnya, telah menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.
"Fenomena ini tidak dapat dibiarkan begitu saja. Harus ada langkah konkret dan berkelanjutan. Salah satu upaya yang mesti dilakukan adalah menjadikan masjid sebagai pusat pembinaan karakter generasi muda," kata Hj Leni Haryati John Latief, Jumat (25/7/2025).
Alumni Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Mubai Taba Anyar ini menjelaskan, sudah saatnya masjid bukan sekadar tempat ibadah ritual, melainkan juga pusat peradaban dan pembentukan akhlak mulia, tempat lahirnya para pemimpin, pemikir, dan pejuang umat.
"Sayang sekali kalau masjid kehilangan fungsinya sebagai ruang pembinaan sosial dan spiritual bagi remaja. Masjid sepi dari aktivitas generasi muda, yang lebih tertarik pada dunia maya dan aktivitas yang cenderung merusak," ujar Hj Leni Haryati John Latief.
Ketua Badan Koordinasi Majelis Taklim Masjid Dewan Masjid Indonesia (BKMM-DMI) Provinsi Bengkulu ini menekankan, setiap remaja memiliki potensi besar yang haus akan arahan dan keteladanan.
"Saya mengajak seluruh elemen masyarakat, pemerintah daerah, dan ormas-ormas di Bengkulu untuk menjadikan masjid sebagai pusat solusi. Kita perlu gerakan bersama untuk menghidupkan kembali fungsi masjid sebagai ruang pembinaan karakter dan kreativitas pemuda. Kenakalan remaja adalah gejala dari krisis arah dan identitas. Masjid, dengan segala potensinya, adalah tempat terbaik untuk mengembalikan arah itu," tukas Hj Leni Haryati John Latief.
Pembina Bundo Kanduang Provinsi Bengkulu ini menambahkan, diperlukan sinergi antara tokoh agama, pengurus masjid, guru, dan orang tua untuk menciptakan ekosistem yang mendukung perkembangan remaja yang sehat secara mental, spiritual, dan sosial.
"Saya juga mendorong agar pemerintah daerah mengalokasikan anggaran khusus untuk pemberdayaan remaja berbasis masjid, termasuk insentif untuk da’i dan mentor muda yang mampu membimbing dengan pendekatan kekinian yang inspiratif," imbuh Hj Leni Haryati John Latief.
"Mari kita kembalikan masjid sebagai tempat yang ramah bagi generasi muda. Karena ketika masjid hidup, masyarakat pun akan bangkit. Dan ketika remaja kembali ke masjid, masa depan Bengkulu akan lebih cerah dan bermartabat," tutup Hj Leni Haryati John Latief. [**]
