Ahad dini hari, 20 Juli 2025, pukul 03.00, Kota Bengkulu tersentak oleh kabar yang mengiris nurani: segerombolan orang bersenjata tajam, sebagian besar berusia remaja, menyerang pos parkir Rumah Sakit DKT. Seorang juru parkir tak berdaya, mengalami luka parah akibat kebrutalan yang tak dapat dibenarkan oleh logika maupun nilai apa pun.
Peristiwa ini bukan sekadar kriminalitas jalanan. Ini adalah cerminan dari kegagalan kolektif kita—masyarakat, keluarga, dan negara—dalam mendidik jiwa-jiwa muda agar mengenal arah hidup yang benar. Kita tidak sedang berhadapan dengan “kenakalan remaja”. Kita sedang menghadapi generasi yang kehilangan kompas iman dan akhlak.
Mereka membawa senjata tajam. Tapi yang lebih tajam adalah luka pada nurani masyarakat, yang selama ini lalai memagari anak-anak dengan nilai dan keteladanan. Kita tidak boleh hanya mengecam. Kita harus mengakui bahwa sistem pendidikan kita terlalu sibuk mengejar angka dan gelar, namun lalai menyentuh ruh dan karakter.
Pemerintah daerah tidak bisa lagi menunda. Saatnya kebijakan berani dan solutif diambil. Satu-satunya jalan untuk menyelamatkan generasi muda dari jurang kekerasan dan kekosongan spiritual adalah dengan mewajibkan seluruh pelajar di Bengkulu mengikuti program Bina Iman dan Taqwa selama tiga hari. Bukan sekadar pelatihan biasa, tapi sebuah pembinaan ruhani yang mengajarkan dakwah dengan cara Rasulullah Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam: penuh kasih, kejujuran, disiplin, dan cinta pada sesama.
Tiga hari mungkin tampak singkat. Tapi tiga hari yang tepat sasaran bisa menjadi awal dari perubahan besar. Di tangan para pemimpin yang peduli pada akhlak, bukan hanya angka ekonomi, program ini akan menjadi benteng moral bagi generasi yang mulai kehilangan arah.
Bengkulu tidak boleh menyerah pada kekerasan. Tidak boleh membiarkan remaja kita tumbuh menjadi pelaku kejahatan yang mencederai sesama. Kita harus menjadikan iman dan taqwa sebagai kurikulum hidup, bukan hanya pelajaran tambahan. Sebab sesungguhnya, bangsa yang besar bukan yang canggih senjatanya, modern teknologinya, maju pertaniannya, tapi yang kuat iman dan bagus akhlaknya.
