Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Meneladani Letkol Osmar Silalahi

SENIN (21/08/2017), sekira pukul 21.30 WIB, hujan badai yang turun di Bengkulu menyebabkan longsor di area SMA Negeri 4 Kota Bengkulu, Kelurahan Timur Indah, Singgaran Pati. Akibat Longsor ini, satu warga luka-luka dan dua rumah rusak berat.

Selasa (22/8/2017), Dandim 0407/Bengkulu Letkol Arh Osmar Silalahi menerjunkan personelnya untuk bergotong royong melaksanakan Karya Bhakti mengatasi dampak longsor tersebut.

Tak hanya di SMA Negeri 4 Kota Bengkulu, namun yang juga terjadi di daerah Kelurahan Sawah Lebar, Kecamatan Ratu Agung.

Selain itu, pada kegiatan donor darah yang ia gerakkan bersama Paguyuban Sosial Masyarakat Tionghoa Indonesia (PSMTI) Bengkulu, 8 Agustus 2017, rekor baru di Kota Bengkulu tercipta. Ratusan kantong darah terkumpul.

Sebelumnya, mantan Kasiterrem 052/Wijayakrama Dam Jaya itu juga menyatakan kebulatan tekad mendukung program Jemput Sakit Pulang Sehat InsyaAllah (JSPSI) yang digalakkan oleh Walikota Bengkulu Helmi Hasan.

Ia bersedia menjadikan mobilnya sebagai ambulans untuk membawa masyarakat ke Puskesmas dan Rumah Sakit. Ia juga menggerakkan setiap Babinsa yang ada dilingkup Kodim 0407 untuk turut aktif dalam program JSPSI sebagai relawan.

Melihat sepak terjangnya itu, apa yang dilakukan oleh Letkol Arh Osmar Silalahi merupakan penyejuk. Tak berlebihan apa yang dikatakan oleh GM RBTV Dedy Wahyudi bahwa seharusnya orang Bengkulu sendiri malu dengan Letkol Arh Osmar Silalahi.

Sebab, meski merupakan pejabat yang baru di Bengkulu, dan mungkin akan pindah tugas, tapi ia sudah sangat banyak berbuat untuk Bengkulu.

Apalagi, bagi sebagian pemimpin di Bengkulu, pekerjaan turun ke lapangan, mengadvokasi rakyat, melihat berbagai persoalan secara langsung, sangat jarang dilakukan.

Tidak sedikit muncul ungkapan kalimat satir bahwa mendapatkan jabatan di Bumi Rafflesia ini hanyalah sarana untuk kepentingan pribadi. Karena itu, jabatan pun sekedar untuk melayani kepentingan segelintir elit.

Apa yang dilakukan Letkol Arh Osmar Silalahi itu juga meruntuhkan stigma militer yang ketika Orde Baru berkuasa dianggap sebagai sosok penindas demokrasi dan pemerkosa hak-hak rakyat.

Dalam soal JSPSI, Letkol Arh Osmar Silalahi mungkin tak akan sanggup bila harus menolong seluruh warga miskin yang datang kepadanya untuk meminta bantuan kesehatan. Bahkan urusan kesehatan warga itu sendiri bukan tugas dan wewenang utamanya.

Ia pun juga bisa saja meminta jajarannya di bawahnya untuk menangani perkara ini dengan alasan bahwa ia sendiri memiliki begitu banyak urusan yang lain.

Namun ia tak melakukan itu. Sebelum ia memberikan perintah kepada bawahannya, ia menyingsingkan lengan baju dan berkalang tanah untuk menolong rakyat yang membutuhkan, suatu hal yang membuat bawahannya termotivasi untuk melakukan hal yang sama dengan baik.

Sebab, seperti yang ia nyatakan sendiri, tentara juga ingin berbuat kebaikan untuk masyarakat Bengkulu apalagi tanggung jawab TNI adalah melindungi rakyat.

Pernyataannya itu selaras dengan keinginan rakyat yang selalu merindukan kehadiran pemimpin mereka di lapangan. Kehadiran pemimpin di lapangan bukan hanya menghapus sekat antara pemimpin dan rakyat, namun juga membantu agar pemimpin itu mengetahui persoalan nyata yang dihadapi oleh rakyat.

Dengan mengetahui secara langsung persoalan-persoalan itu, rakyat berharap pemimpin dapat menyelesaikannya. Rakyat bosan atas sikap pemimpin yang sengaja membiarkan persoalan mereka selalu mengendap dalam tembok-tembok kekuasaan.

Rakyat berhak berharap apa yang dilakukan oleh Letkol Arh Osmar Silalahi ini juga dilaksanakan oleh para pemimpinnya yang lain. Apalagi dalam situasi sekarang, rakyat menghadapi berbagai praktik intoleransi, nirsolidaritas dan penjajahan gaya baru.