Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Indonesia Merindukan Pemuda Pemberani Seperti Ibrahim Traoré

Oleh: Saeed Kamyabi

Di tengah krisis multidimensi yang melanda berbagai kawasan dunia, muncul sosok muda dari jantung Afrika bernama Ibrahim Traoré. Ia bukan pemuda biasa. Di usia awal 30-an, ia memimpin Burkina Faso, sebuah negara kecil tanpa laut di Afrika Barat, dengan tekad dan keberanian luar biasa.

Mari kita lihat sejenak. Burkina Faso memiliki penduduk sekitar 23 juta jiwa, dengan luas wilayah sekitar 274.000 km², tanah yang cenderung kering dan rentan kekeringan. 

Sementara Indonesia, negara kepulauan yang diberkahi dengan lebih dari 17.000 pulau, dihuni oleh lebih dari 280 juta penduduk, membentang luas dengan 1,9 juta km² daratan, serta garis pantai lebih dari 99.000 km.

Kita memiliki tanah yang subur, laut yang kaya, udara tropis yang bersahabat, dan posisi geostrategis yang sangat menentukan.

Namun, keunggulan geografis dan demografis ini belum sepenuhnya membentuk daya dorong perubahan yang maksimal. Bukan karena tidak ada upaya, melainkan karena masih diperlukan energi ruhani dan kepemimpinan kolektif yang lebih hidup dan menyala dari generasi mudanya.

Ibrahim Traoré: Pemuda dengan Cita-cita Besar 

Traoré tidak hanya melawan ketidakadilan dalam negerinya, tapi juga mencoba membangkitkan harga diri satu benua: Afrika. Ia memimpikan persatuan negara-negara Afrika, membebaskan wilayahnya dari ketergantungan, dan menyalakan kembali harapan yang sempat padam.

Yang istimewa, ia datang dari lapisan rakyat biasa. Ia bukan hasil polesan birokrasi elite, tapi buah dari kesadaran diri dan semangat pengabdian yang murni. Inilah yang membuatnya menyentuh hati rakyatnya dan menginspirasi banyak pemuda Afrika.

Indonesia: Negeri dengan Semua Syarat untuk Bangkit

Indonesia memiliki lebih dari 700 suku bangsa, sekitar 718 bahasa daerah, dan sudah berhasil membangun persatuan dalam keberagaman. Kita sudah selesai dalam soal kebangsaan dan persatuan. Yang kita perlukan sekarang adalah mengaktifkan kekuatan ruhaniah dan visi masa depan, agar langkah pembangunan menjadi lebih bernyawa dan berakar pada jati diri bangsa.

Kita menghargai bahwa saat ini sudah ada arah dan semangat menuju Indonesia Emas 2045 yang dicanangkan pemerintah. Namun, tugas besar berikutnya adalah mengisi semangat itu dengan jiwa dan karakter pemuda yang siap memimpin perubahan secara lebih dalam—bukan hanya teknokratik, tetapi juga spiritual dan moral.

MQG Training: Menyiapkan Generasi Traoré Indonesia

Melalui MQG Training (Moral, Qolb and Governance), kita bisa menumbuhkan pemuda-pemuda yang:

1. Tangguh secara mental, jernih secara spiritual.

2. Mampu melihat negeri ini bukan hanya sebagai tempat tinggal, tapi sebagai amanah langit.

3. Melihat masa depan bukan sekadar peluang pribadi, tapi sebagai tanggung jawab kolektif.

Indonesia tidak kekurangan pemuda cerdas. Tapi kita perlu lebih banyak pemuda yang sadar dan berani mengambil peran kepemimpinan ruhani dan sosial.

Bukankah lagu Indonesia Raya dengan tegas telah menyatakan bangun jiwanya dulu baru bangun badannya? 

Menuju Indonesia yang Menginspirasi Dunia

Bayangkan jika hari ini dari Indonesia lahir sosok seperti Traoré—tapi dengan sumber daya yang jauh lebih besar, pengaruh yang lebih luas, dan budaya kepemimpinan yang berakar dalam falsafah ketimuran. Indonesia bukan hanya bisa bangkit, tapi bisa menjadi inspirasi dunia.

Langkah menuju itu semua adalah dengan membangun manusia seutuhnya. Manusia Indonesia baru—yang kuat akalnya, lembut hatinya, dan tajam visinya.

Kini saatnya. Pemuda Indonesia bukan sedang menunggu momentum—merekalah seharusnya yang menciptakannya. Wallahu a'lam.