Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Melunturnya Etika Digital Masyarat Indonesia, Mengapa?

Ilustrasi

PedomanBengkulu.com - Kemajuan teknologi digital tidak dapat dipungkiri dan ditolak akan kehadirannya di masa sekarang yang semakin berkembang pengetahuan serta kecerdasan masyarakatnya dalam memanfaatkan perkembangan jaman. Namun, semakin berkembangnya teknologi digital tidak memukul rata bahwa semua masyarakat dapat memanfaatkan kemajuan tersebut dengan baik. Kemajuan teknologi digital khususnya bidang digital komunikasi dapat memberikan angin segar juga dapat menjadi badai bagi suatu masyarakat. Satu posisi, kemajuan teknologi akan sangat membantu komunikasi antar manusia yang memiliki kendala jarak, sumber pengetahuan digital, seperti fungsi dari hadirnya perangkat teknologi komunikasi handphone, laptob, komputer, serta internet. Tapi, disisi lain kemajuan ini dapat memberikan dampak buruk akibat minimnya etika berdigital serta kurangnya literasi masyarakat terhadap penggunaan teknologi digital. 

Penggunaan teknologi digital komunikasi yang kini dimiliki banyak kalangan serta perkembangan media digital yang semakin meningkat ditambah dengan penggunanya bertambah pesat hingga pengawasan terhadap media digital akan terasa sulit diawasi. Bahkan, banyak kasus terjadi akibat kelalaian terhadap minimnya etika digital serta budaya literasi terutama pada bidang teknologi komunikasi yaitu media digital. 

Media digital serta media sosial merupakan salah satu hasil dari kemajuan teknologi digital yang menjadi wadah bagi masyarakat dalam meluapkan ekspresinya dalam memanfaatkan kemajuan teknologi. Akses media digital tak dapat dipungkiri memiliki tingkat yang sangat tinggi bagi segala kalangan masyarakat. saat ini, media digital menjadi aspek penting yang harus dimiliki masyarakat dalam dunia pekerjaan, kehidupan sehari-hari, dan aspek lainnya. Ditambah, media-media digital saat ini genjar berlomba-lomba menampilkan fitur terbaiknya agar dapat dimanfaatkan masyarakat untuk kehidupan sehari-hari. Namun, lagi-lagi suatu hal pasti ada keuntungan dan kerugiannya. 

Dibalik banyaknya manfaat dari media digital yang dapat memberikan banyak kemudahan bagi masyarakat, terdapat pula oknum-oknum yang memanfaatkan situasi ini untuk mendapatkan keuntungan dibalik kerugian masyarakat seperti beberapa orang yang tidak menggunakan etikanya dalam melancarkan ekspresi pada media digitalnya hingga merugikan pihak yang belum diketahui kebenarannya akibat kelalaian pribadi (minim budaya literasi).

Terdapat banyak sekali masalah yang diakibatkan karena misunderstanding atau melunturnya etika antar masyarakat dalam berselancar di media sosial khususnya. Berdasarkan dari definisi menurut Mochtar Lubis, etika itu sendiri adalah sistem tata nilai moral, tanggung jawab, dan kewajiban. Jadi, etika merupakan suatu perilaku yang mencerminkan i’tikad baik untuk melakukan sesuatu tugas dengan kesadaran, kebebasan yang dilandari kemampuan.  Dari hal pengertian ini dapat kita simpulkan bahwa etika akan membawa kita ke arah kebaikan. Pentingnya menerapkan etika dalam kehidupan sehari-hari dikarenakan kita manusia merupakan makhluk sosial yang saling berinteraksi setiap harinya. Dengan menggunakan etika yang baik, maka kita dapat mencerminkan sikap yang baik kepada lawan bicara kita. 

Terdapat banyak penyebab dari melunturnya etika digital masyarakat yang memberikan dampak negatif kepada banyak kalangan. Contoh kecil saja seperti kasus yang baru saja terjadi yaitu berita Emmeril Khan anak dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang dikabarkan hilang di sungai Aere Bern, Swiss pada Kamis, 26 Mei 2022. Banyak sekali yang memberikan ucapan serta doa di media sosial. Namun, baru-baru ini media sosial sedang digemparkan oleh cuitan salah satu masyarakat Indonesia yang melancarkan pendapatnya di akun media sosialnya, menyatakan bahwa berita kehilangan putra dari Ridwan Kamil ini merupakan suatu settingan belaka agar bisa menaikkan nama Sang Ayah agar mendapatkan suara untuk pemilihan Presiden Indonesia nantinya. 

Menurut saya, hal ini adalah salah satu dari banyaknya contoh melunturnya etika digital masyarakat Indonesia terhadap kemudahan pengaksesan di media digital. Memang benar, media sosial menjadi ruang bagi siapapun untuk berekpresi mengutarakan pendapatnya, namun perlu diperhatikan pula etika dalam bersosial media. Karena akibat dari melunturnya etika tersebut dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar terhadap korban yang dituju. Terutama, apabila cuitan tersebut merupakan fakta yang tidak benar. Maka, akan diberikan sanksi badan hukum apabila melanggar peraturan dalam media digital yang telah di atur dalam UU ITE   Pengaturan atau hukum terkait digital diatur dalam UU 11/2008 yang diubah dengan  UU 19/2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Lazim disingkat UU ITE. 

Salah satu penyebab dari melunturnya etika digital yaitu minimnya budaya literasi. Menurut Elizabeth Sulzby (1986), Literasi adalah kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang dalam berkomunikasi “membaca, berbicara, menyimak dan menulis” dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya. Jika didefinisikan secara singkat, definisi literasi yaitu kemampuan menulis dan membaca. Berdasarkan definisi ini dapat diartikan bahwa apabila memiliki kemampuan literasi yang baik akan sangat bermanfaat ke depannya. Termasuk pada media digital. Pentingnya budaya literasi terhadap proses beretika digital memberikan pengaruh yang sangat baik.

Maka dari itu, kita sebagai masyarakat Indonesia sudah seharusnya kita memanfaatkan media digital dengan bijak dan menerapkan budaya literasi yang baik. 

Penulis: Nabilla Salsabilah Daulay, Mahasiswa S1 Jurnalistik FISIP Universitas Bengkulu