Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Stunting Tidak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Dicegah, Begini Caranya!


PedomanBengkulu.com, Bengkulu - Stunting merupakan salah satu gangguan tumbuh kembang yang dapat terjadi pada anak. Kondisi ini menyebabkan anak memiliki perawakan pendek akibat kekurangan gizi pada bayi di 1000 hari pertama kehidupan (HPK).

"Stunting pasti bertubuh pendek, tetapi tubuh pendek belum tentu stunting,” kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo pada kegiatan Advokasi Pemangku Kebijakan Daerah Dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting di Balai Raya Semarak Bengkulu, Rabu (8/12).

Lebih lanjut, Bupati Kulon Progo periode 2011-2016 dan periode 2016-2019 ini menyebutkan ada tiga kerugian orang penyandang stunting. 

Pertama, tubuhnya tidak tinggi, kedua, intelektualnya rendah, dan ketiga, penyandang stunting itu cenderung gemuk ditengah (sentral obise). Dampak dari ketiga kerugian itu tentunya penyandang stunting kehilangan kesempatan untuk bersaing dengan orang seusianya.

"Stunting ini tidak langsung pada saat anak lahir, tapi dari mulai ibunya hamil sampai anak 2 tahun. Kalau sudah lewat 2 tahun ini sulit diintervensinya," tutur Hasto.

Dirinya menegaskan, stunting akibat kekurangan asupan gizi kronis tidak bisa disembuhkan. Kabar baiknya, stunting bisa dicegah sejak dini, bahkan sejak masa kehamilan.

"Masalah stunting sesungguhnya dapat dicegah, berbagai program intervensi sensitif maupun spesifik dapat dilakukan sebagai suatu program pencegahan stunting apabila diberikan kepada sasaran yang tepat,"tegasnya.

Dalam upaya pencegahan stunting, sasaran prioritas masih fokus pada kelompok ibu hamil dan ibu menyusui serta pada anak usia kurang dari dua tahun (baduta). Sasaran ini dimaksud sebagai sasaran yang tepat bagi program percepatan perbaikan gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan.

Para orangtua maupun calon orangtua harus mempersiapkan perencanaan terbaik, tidak hanya di 1.000 hari pertama kehidupan, tapi juga di 100 hari sebelum kehidupan, mulai dari proses pembuahan dan kehamilan. 

Selain itu, memberikan pemahaman seperti konseling terkait pemberian ASI ekslusif, adanya jarak kelahiran yang cukup (spacing) dan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dilakukan dengan baik, maka hal ini dapat mencegah stunting dengan luar biasa. 

"Jadi kalau tidak ingin anak stunting, mulai remaja diberikan asupan gizi seimbang, minum tablet penambah darah. Ketika hamil diberikan asupan gizi yang baik sampai anaknya kemudian lahir sampai 2 tahun," ungkap Hasto.

Sementara itu, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah turut mengungkapkan bahwa persoalan stunting adalah persoalan yang sangat komplek dan membutuhkan perhatian bersama.

"Stunting merupakan persoalan bersama karena menyangkut masa depan bangsa dan harus diselesaikan dengan menyatukan gerak langkah dalam pembangunan di semua sektor dan langkah tersebut harus dirumuskan bersama. Banyaknya anak stunting akan mempengaruhi kualitas generasi muda Provinsi Bengkulu khususnya, dan Indonesia di masa mendatang, maka dari itu orang tua wajib memperhatikan tumbuh kembang anak sebelum terlambat. Dalam jangka panjang, kekurangan gizi pada awal kehidupan akan menurunkan produktivitas dan kemudian menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan kesenjangan di masyarakat," ujar Rohidin. [Kucir.06]