Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Aku Diuji Maka Aku Beriman

sabar 1BENGKULU, PB - Hidup tak pernah luput dari ujian ataupun cobaan. Bagi orang-orang yang beriman, ujian ataupun cobaan justru merupakan bentuk pembuktian keimanan mereka. Sebab, Allah tidak akan membiarkan seseorang mengatakan dirinya beriman sebelum ia diuji.

Baca : Tak Gentar Hadapi Masalah Karena Allah

"Ujian dan cobaan justru untuk mengetahui siapa yang jujur dalam beriman atau ia berdusta dengan keimanannya. Semua akan tampak ketika ujian itu datang. Makin tinggi keimanan seseorang, maka akan semakin tinggi pula berat cobaan yang akan dihadapi orang tersebut," kata ustad Ramlan dalam khutbahnya di Masjid Al-Furqan Kelurahan Penurunan, baru-baru ini.

Ustad Ramlan menjelaskan, ujian ini datang bukan hanya dalam bentuk kemiskinan. Kekayaan, sebutnya, juga merupakan bentuk cobaan. Menurut dia, ketika manusia diberikan kekayaan yang melimpah, Allah sedang menguji manusia tersebut apakah ia tetap beriman dengan cara bersyukur, bersedekah dan berinfaq, atau justru kekayaannya itu membuat terjerumus dalam kemaksiatan, dunia hiburan dan kehidupan yang glamour, penuh foya-foya serta kesia-siaan.

Baca juga : Mendustakan Agama Allah

"Ujian datang dalam bentuk dua wujud. Ada kelapangan dan keterpurukan, ada kesenangan dan kesedihan, ada kekayaan dan kemiskinan. Seperti Allah berfirman, dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar," ujarnya mengutip Surat Al-Baqarah ayat 155.

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan,"Kami telah beriman", sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta," katanya lagi mengutip Surah Al-Ankabut ayat 2 dan 3.

Ia menjelaskan, ada beberapa beberapa sikap dalam menghadapi ujian ataupun cobaan tersebut. Diantaranya dengan bersikap sabar dan ikhlas. Ia menuturkan, bila keimanan seorang muslim telah mencapai derajat taqwa, maka seberat apapun musibah yang ditimpakan oleh Allah, maka jiwanya tidak akan pernah gelisah.

Baca juga : Menggapai Allah dalam Shalat yang Khusyuk

"Dunia ini adalah panggung ujian. Semua kejadian ada dalam ketentuan Allah. Jadi janganlah merasa bahwa Allah menjauh dari kita ketika kita tertimpa musibah. Sebaliknya, rasakanlah bahwa Allah justru menyayangi kita. Ketika ujian itu datang, Allah ingin agar kita semakin menyadari kehadiran-Nya, sehingga kita tetap lurus menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya," ucap Ramlan.

Sekalipun harus senantiasa bersikap sabar dan ikhlas terhadap ujian, lanjut Ramlan, namun umat manusia hendaknya tetap berusaha dan menjadikan shalat sebagai media bertafakur, menilai kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan dan kekeliruan-kekeliruan yang diperbuat dalam menjalankan hidup.

"Kembalikan semua permasalahan kepada Allah, kembalikan kepada ketetapan-ketetapan-Nya. Kita harus senantiasa menyadari bahwa semua yang kita miliki saat ini hanyalah titipan dari Allah dan semua akan Allah ambil disaat yang tepat. Kalau menyadari hal ini, hati kita pasti akan merasa tenang. Ketenangan ini sendiri sangat dibutuhkan dalam menyelesaikan setiap persolan secara jernih, objektif dan tepat," pungkasnya sembar menutup khutbah yang singkat tersebut dengan do'a. [RN]