Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Ribuan Guru di Bengkulu Tak Nikmati Sertifikasi



[caption id="attachment_8975" align="alignleft" width="300"]Ilustrasi (sumber foto: fajar.co.id) Ilustrasi (sumber foto: fajar.co.id)[/caption]

BENGKULU, PB - Serifikasi guru merupakan upaya pemerintah dalam rangka peningkatan mutu dan uji kompetensi bagi tenaga pendidik. Untuk di Bengkulu jumlah guru yang telah mendapatkan sertifikasi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan baru berkisar angka 60 persen. Sisanya 40 Persen Guru belum mendapatkan seritikasi.

Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Bengkulu, Sudarwan Danim mengatakan Profesi guru sudah harus disejajarkan dengan profesi lain yang mendapatkan perhatian dari pemerintah agar kualitas dan kompetensi guru bisa terus ditingkatkan.

"Guru itu mestinya dipandang sebagai kerja profesional, dari sisi status guru sudah sama dengan Dokter,Pengacara dan profesi lainnya. Tapi kami menilai pemerintah masih terlalu lambat contohnya mengenai sertifikasi yang seharusnya bisa diselesaikan pada tahun 2015 tapi sampai saat ini masih ada 1,4 juta guru di Indonesia yang belum mendapatkan sertifikasi akibatnya guru-guru tersebut tidak bisa terdongkrak kesejahtraannya," katanya kepada Pedoman Bengkulu, Rabu, (25/11).

Lanjut Darmin, untuk guru di Bengkulu yang telah bersertifikasi berjumlah 60 persen saja, sisanya belum mendapatkan sertifikasi dalam artian belum bisa menikmati tunjangan lebih untuk kesejahteraan hidup guru. "Dibengkulu itu berkisar 60 persen yang sudah disertifikasi dari 18000 guru, sisanya belum mendapatkan sertifikasi. untuk itu kami meminta kepada pemerintah segera meningkatkan kesejahtraan guru lewat percepatan proses sertifikasi guru," ujarnya.

Bila dihitung jumlah guru di Provinsi Bengkulu yang belum menikmati sertifikasi guru berjumlah 7200 orang.

Tambah Darmin, PGRI mengusulkan kepada pemerintah agar Pembayaran profesi guru harus sudah terintegrasi dengan gaji, selain itu pihaknya menyebut beban mengajar guru di Indonesia adalah yang tertinggi di dunia dan itu memberatkan bagi guru.

"Tunjangan profesi guru itu harusnya sudah terintegrasi dengan gaji, kemudian beban mengajar guru 24 jam itu sangat berat, maka harus ada dikurangi. sebab rata-rata mengajar guru di banyak negara itu hanya rata-rata 16 -19 jam saja," tutupnya. [MS]