Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Senator Leni John Latief Dorong Pengakuan Tokoh Bengkulu sebagai Pahlawan Nasional

PedomanBengkulu.com, Jakarta – Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia asal Provinsi Bengkulu Hj Leni Haryati John Latief menyerukan pentingnya memperkuat kembali nilai-nilai kepahlawanan di tengah peringatan Hari Pahlawan Nasional 2025.

Menurut perempuan berhijab kelahiran Taba Anyar 31 Oktober 1964 ini, Bengkulu memiliki sejarah panjang perjuangan melawan penjajah serta tokoh-tokoh yang berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan dan pembentukan identitas bangsa.

“Bengkulu bukan hanya bagian dari sejarah, tetapi juga sumber nilai-nilai perjuangan yang membentuk semangat nasionalisme Indonesia,” ujar Hj Leni Haryati John Latief, Senin (10/11/2025).

Lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Bengkulu ini menjelaskan, Bengkulu memiliki ikatan historis yang tak terbantahkan dengan narasi besar kemerdekaan Indonesia dimana salah satu tokoh besar asal Bengkulu adalah Fatmawati Soekarno, penjahit Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih yang dikibarkan pada Proklamasi 17 Agustus 1945.

"Kontribusi Fatmawati bukan cuma simbolis, tetapi juga menegaskan peran perempuan Bengkulu dalam sejarah bangsa," ujar Hj Leni Haryati John Latief.

Selain itu, Pangeran Diponegoro juga pernah diasingkan ke Bengkulu oleh pemerintah kolonial Belanda sebelum akhirnya dipindahkan ke Makassar. Kehadiran tokoh nasional itu menambah nilai historis perjuangan di Bumi Merah Putih ini.

Ketua Badan Koordinasi Majelis Taklim Masjid Dewan Masjid Indonesia (BKMM-DMI) Provinsi Bengkulu ini menekankan, Pemerintah Provinsi bersama masyarakat terus berupaya mengusulkan sejumlah tokoh daerah untuk memperoleh gelar Pahlawan Nasional.

Tokoh-tokoh tersebut antara lain A.M. Hanafi, tokoh pergerakan nasional dan diplomat Indonesia; Indra Tjahja, pejuang lokal yang berperan dalam perlawanan terhadap penjajahan; Prof. Dr. H. Abdullah Siddik, S.H., tokoh pendidikan dan hukum; serta Ratu Samban, pejuang sekaligus ulama dari Rejang yang memimpin perlawanan rakyat setempat.

"Pengakuan gelar Pahlawan Nasional bagi tokoh-tokoh ini bukan sekadar klaim kedaerahan, melainkan penegasan akan sejarah perjuangan yang utuh dari seluruh pelosok negeri," ungkap Hj Leni Haryati John Latief.

Pembina Forum Melayu Rembuk Bengkulu ini menambahkan, saat ini tak kalah penting agar semangat kepahlawanan diwujudkan melalui kerja nyata dalam pembangunan daerah. 

"Perjuangan masa kini adalah melawan kemiskinan, ketimpangan, dan ketidakadilan. Itulah wujud kepahlawanan di era sekarang,” demikian Hj Leni Haryati John Latief. [**]