PedomanBengkulu.com, Bengkulu - Rapat koordinasi yang dipimpin Gubernur Bengkulu Helmi Hasan bersama para kepala OPD bukan sekadar forum teknis pemerintahan. Lebih dari itu, pertemuan tersebut mencerminkan upaya serius menegakkan nilai-nilai amanah, kejujuran, dan tanggung jawab yang merupakan ajaran dasar dalam Islam.
Ketika Gubernur menegaskan agar setiap rupiah anggaran dikelola sesuai aturan, tanpa lobi-lobi dan praktik menyimpang, sejatinya ia sedang mengingatkan aparatur untuk takwa dalam menjalankan tugas. Sebab dalam pandangan agama, mengelola keuangan publik bukan hanya urusan administratif, tetapi tanggung jawab moral di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala.
Islam mengajarkan bahwa setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas amanah yang diembannya. Karena itu, pesan Gubernur agar seluruh ASN berhati-hati dalam penggunaan anggaran, media sosial, dan wewenang bukanlah sekadar disiplin birokrasi, melainkan bentuk penjagaan terhadap nilai integritas, sebuah cermin dari iman yang hidup.
Peringatan agar tidak melampaui batas pengeluaran, mematuhi regulasi, dan menunaikan temuan audit BPK secara terbuka menunjukkan komitmen bahwa pemerintahan ini sedang diarahkan menuju birokrasi yang bersih dan bernilai ibadah.
Lebih jauh, ketika Gubernur menekankan agar pembangunan berfokus pada perbaikan jalan, penyediaan ambulans, dan bantuan rakyat, itu selaras dengan prinsip Islam bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya.
Tajuk ini meyakini, jika semangat amanah dan keikhlasan terus ditanamkan dalam setiap kebijakan, maka Bengkulu tidak hanya akan maju secara ekonomi dan pembangunan, tetapi juga akan tumbuh sebagai daerah yang berkah, adil, dan diridhai Allah subhanahu wa ta’ala.
