Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE
Berita Terkini
latest

Jangan Habiskan Hidup yang Sebentar untuk Kebencian

Sabtu siang, 12 Juli 2025, suasana semarak di sebuah pesta pernikahan di Desa Dusun Curup, Kecamatan Air Besi, Kabupaten Bengkulu Utara, mendadak berubah menjadi duka. Seorang tamu undangan yang sebelumnya tampak riang, larut dalam nyanyian dan joget kegembiraan, tiba-tiba terjatuh dan menghembuskan napas terakhir di tengah-tengah kemeriahan. Insiden tragis ini menjadi pengingat nyata: kematian adalah rahasia Allah yang datang tanpa aba-aba.

Peristiwa ini bukan sekadar kabar duka, melainkan cermin bagi kita semua—bahwa hidup sejatinya hanya persinggahan. Detik ini kita tertawa, mungkin detik berikutnya kita telah tiada. Tidak peduli sedang bersenang-senang, tidak peduli usia, jabatan, atau kesehatan. Kematian datang tanpa perjanjian, dan sering kali tanpa tanda.

Sayangnya, di era digital ini, banyak dari kita justru terjebak dalam hal-hal yang jauh dari persiapan kematian. Waktu habis untuk menyebar fitnah, menanamkan kebencian, dan meremehkan sesama. Bahkan tidak sedikit yang mengarahkan tudingan kepada para pemimpin yang dikenal sholeh, hanya karena berbeda pilihan atau pandangan. Padahal, seorang pemimpin yang menjaga sholat berjamaah lima waktu adalah sosok yang patut didoakan, bukan dijatuhkan. Kesalehan pribadi seperti itu seharusnya menjadi oase di tengah krisis moral yang melanda negeri.

Tragedi di pesta pernikahan itu semestinya menyadarkan kita bahwa hidup ini bukan tentang seberapa ramai pesta yang kita hadiri, bukan tentang seberapa lantang kita menyuarakan opini, apalagi mencaci. Hidup adalah soal jejak. Jejak digital, jejak sosial, jejak spiritual. Apa yang kita tinggalkan setelah pergi?

Amal sholeh, kata Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam, akan tetap mengalir pahalanya meski jasad telah menyatu dengan tanah. Maka betapa ruginya mereka yang hidupnya hanya menyisakan jejak digital penuh kebencian, hinaan, dan hoaks. Alangkah baiknya jika setiap hari kita isi dengan kebaikan, doa, sedekah, ilmu yang bermanfaat, dan ucapan yang meneduhkan. Karena kita tidak pernah tahu, apakah hari ini adalah hari terakhir.

Kita semua berjalan menuju liang kubur, hanya waktu yang membedakan. Maka, sebelum ajal menjemput tanpa aba-aba, marilah kita jaga hati, jaga lisan, jaga jejak digital, dan jaga amal. Siapkan diri sebaik-baiknya, sebab tak ada pesta yang abadi—yang abadi hanyalah pengadilan akhirat atas apa yang kita perbuat di dunia.

Wallahu a’lam.