Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Usai Rakor Kebencanaan, Wabup Fahrurrozi Tinjau Jebolnya Tanggul Sabo Dam

PedomanBengkulu.com, Lebong -
Pasca kejadian bencana alam seperti banjir dan tanah longsor beberapa hari lalu, Rabu (29/03/2023) pagi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebong  menggelar rapat koordinasi (Rakor) penanggulangan bencana untuk menetapkan status bencana alam yang terjadi di Kabupaten Lebong.
Rakor yang digelar di Kantor BPBD Kabupaten Lebong tersebut, dipimpin Wakil Bupati Lebong, Fahrurrozi.

Dari hasil rakor tersebut, menetapkan status bencana yang terjadi di Kabupaten Lebong dengan status tanggap darurat bencana. Selain Wabup Lebong, dalam rakor tersebut dihadiri juga dari unsur Forkompinda, BPBD selaku leading sektor kebencanaan dan sejumlah OPD teknis lainnya dalam lingkungan Pemkab Lebong.

Usai rakor, Wabup Lebong beserta rombongan langsung meninjau tanggul Sabo Dam Desa Bungin Kecamatan Bingin Kuning yang jebol pasca hujan deras dan meningkatnya debit air Kotok. Dalam peninjauan tersebut, Wabup Fahrurrozi didampingi Dandim 0409 Rejang Lebong, PJU Polres, Pihak Balai Wilayah Sungai Sumatera VII, Kalak BPBD dan Kepala Disperkan dan pihak Kecamatan Bingin Kuning. 

"Kita memang tidak bisa memprediksi suatu bencana alam, setelah melihat langsung tanggul Sabo Dam yang jebol, kita minta segera dilakukan penanganan. Apalagi masih ada lahan persawahan yang belum panen terdampak jebolnya tanggul," ungkap Wabup Fahrurrozi dilokasi Sabo Dam Rabu (29/03/2023) siang.

Selain tananam padi, lanjut Wabup, memang diperlukan penyusunan rencana penanganan tanggap darurat Sabo Dam yang jebol. Apalagi selain dampak meluapnya air yang mengandung belerang juga berdampak pada kesuburan hamparan sawah kedepannya.
Dengan meminta dukungan semua pihak, semoga dalam waktu sesingkatnya sudah mulai dilaksanakan penanggulangannya.

"Bahkan hari ini kita mulai bergerak dengan mengajukan peminjaman alat berat kepada beberapa perusahaan, untuk pengerukan normalisasi air kotok. Akibat jebolnya tanggul tersebut, karena curah hujan yang sangat tinggi sehingga mengakibatkan material masuk kedalam lahan pertanian warga. Karena penanggulangan bencana harus dilakukan secepatnya," beber Fahrurrozi.[spy]