Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

TP PKK Rejang Lebong Bergerak Turunkan Angka Stunting


PedomanBengkulu.com, Rejang Lebong -
Penurunan angka stunting di Rejang Lebong dalam 6 bulan terakhir masih cukup tinggi. Disampaikan Ketua TP PKK Rejang Lebong Ny. Hartini Syamsul Effendi tercatat masih ada 453 anak yang mengalami stunting. Untuk menurunkan angka stunting tersebut TPPKK Rejang Lebong melakukan aksi untuk menurunkan angka stanting tersebut.

 " Angka stunting masih cukup tinggi, dalam enam bulan terakhir dari 453 anak yang mengalami stunting, kita berhasil menangani sebanyak 280 anak. Kita tetap konsisten berupaya menurunkan angka stunting ini dengan melibatkan seluruh pengurus PKK dari tingkat kabupaten hingga pengurus tingkat desa," kata Hartini, (8/2/2022).

Ditambahkan Hartini, penanganan stunting di Rejang Lebong ini melibatkan seluruh elemen masyarakat maupun pemerintah.

"Alhamdullillah, kami TP PKK bersama dengan Pemkab RL, Dinas Kesehatan, kemudian dibantu oleh Yayasan Amal Saleh dan sebagainya berhasil menurunkan angka stunting di RL. Penanganan stunting ini menjadi salah satu fokus kita bersama pemerintah dan pihak terkait lainnya. Dimana stunting ini merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya," kata Hartini.

Hartini menargetkan tahun 2022 ini, angka stunting di Kabupaten Rejang Lebong bisa nol kasus. Dan sudah barang tentu, hal ini harus mendapatkan dukungan dari semua pihak. 

"Makanya anak-anak yang masih mengalami stunting, kami langsung ke rumah-rumah untuk melakukan evaluasi terhadap tumbuh kembang anak. Dan berharap angka stunting tahun ini di Kabupaten Rejang Lebong nol kasus," katanya. 

Sementara itu, Hartini juga menyebut dari hasil pemantauan yang dilakukan. Ada banyak faktor yang menyebabkan anak mengalami stunting. Mulai dari pendidikan orang tua, kemudian ekonomi termasuk pernikahan dini juga sangat mempengaruhi. 

"Makanya kami juga fokus, bagaimana melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar dapat memperhatikan tumbuh kembang anak dengan pemberian gizi yang cukup. Dengan harapan kedepan tidak ada lagi, kasus stunting," pungkasnya. [Julkifli Sembiring]