Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Rekrut Pengusaha Baru, HIPMI Gedor Kampus



BENGKULU, PB - Jumlah pengusaha di Bengkulu masih minim. Karena itu, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) berencana akan menggedor kampus-kampus untuk menciptakan enterprenuer-enterprenuer baru.

Disampaikan Ketua Umum Badan Pengurus Daerah HIPMI Provinsi Bengkulu Yuan De Gama, program menggaungkan dan menciptakan enterprenuer muda Bengkulu ini sudah dirancang oleh organisasinya.

Mereka bahkan telah merencanakan untuk masuk ke perguruan tinggi yang ada di provinsi ini untuk memberikan pelatihan sekaligus pengurus di tingkat kampus.

"HIPMI akan menyebarkan virus-virus enterprenuer kepada para mahasiswa," ungkapnya dalam Pelantikan Pengurus BPD HIPMI Bengkulu periode jabatan 2017-2020, Selasa (5/9/2017).

Namun, pemilik Biru Computer ini tekankan, bila ia tidak bisa menjalankan program organisasi tersebut tanpa dukungan para anggota. Selain itu, bimbingan dan kerjasama Pemerintah Daerah juga dibutuhkan.

"Pengurus tahun 2014-2017 telah menjalankan amanah dan pedoman organisasi dengan baik. Maka saya bersama dengan pengurus mengucapkan terimakasih," kata dia.

Sementara itu, Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) Bahlil Lahadalia menyampaikan program HIPMI tidak akan berjalan dan bermanfaat kalau tidak bekerja dengan seluruh stakeholder yang ada.

Karena itu, ia mohon pemerintahan yang ada di Bengkulu membuka ruang kerjasama pada HIPMI.

Terlebih lagi dalam mendorong generasi muda untuk menjadi pengusaha. Ia nilai, hal tersebut amatlah penting.

"Jumlah pengusaha di Indonesia baru 1,6 persen. Padahal Yang dibutuhkan minimal 2 persen atau menurut Bank Dunia sebanyak 4 persen dari jumlah penduduk," ungkapnya.

Dia menilai mindset pemuda saat ini masih cenderungan mau menjadi karyawan atau PNS usai menamatkan studi. Tidak ada keinginan untuk membuka lapangan usaha sendiri.

"Padahal mereka ini mau jadi kaya semua. Artinya keinginan dan pekerjaan tidak sinkron," ucapnya.

Menurut Dahlil, salah satu penyebab minimnya wirausahawan di Indonesia karena UU Perbankan yang ada saat ini adalah warisan IMF yang sangat kolonial. Misalnya pengusaha baru harus memiliki agunan yang cukup besar untuk bisa pinjam bank.

"Di India, ijazah bisa jadi agunan. Kalau di Indonesia, SK pegawai dan DPR yang laku di Bank," sampainya.

Di tempat yang sama, Plt. Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menerangkan bila pihaknya siap menyambut baik dan membuka pintu lebar untuk bekerjasama dengan HIPMI Bengkulu.

"Ayo kita bersinergi dan menjadi satu fungsi yang tidak terpisahkan," ujarnya.

Ia pun menjabarkan beberapa potensi daerah ini yang bisa digarap pengusaha muda. Misalnya potensi komoditas, pariwisata, budaya, dan kesenian Provinsi Bengkulu.

"Ini peluang menjanjikan untuk pengusaha di Bengkulu," kata dia. [CHO]