Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Kebaikan yang Disegerakan

13626397_10205176587652854_1610754160272225304_nNugroho Tri Putra, M.I.Kom

Jika pagi telah datang, maka janganlah menunggu sore. Jika sore telah datang, maka janganlah menunggu pagi... (Ibnu Umar)

Menjadi pribadi pemaaf adalah gerakan hati yang sulit di tengah kondisi sosial yang mayoritas memprioritaskan materi saat ini. Hati manusia kerap diuji dengan godaan duniawi, mulai dari harta, tahta, hingga godaan wanita. Dalam konteks duniawi, di bulan Ramadan para iblis tidak dibelenggu sehingga akan menggoda bagi yang memiliki iman yang lemah, tetapi tidak bagi yang menjalankan perintah-Nya.

Dipenghujung Ramadan ini, setiap kita mulai terlihat menyibukkan diri. Ada yang sibuk membeli baju lebaran, sibuk ke pasar membeli kue lebaran dan ada juga sibuk mencari THR tambahan. Ironis memang, banyak sekali yang akan dikejar untuk memenuhi pemuasan diri menyambut Idul Fitri. Hal seperti ini terjadi hampir setiap tahun, sehingga terkadang membuat kita lupa fitrah dari hari kemenangan di Idul Fitri.

Terlepas dari jeratan rutinitas kita yang seperti itu, Allah SWT senantiasa mengkaruniai umat-Nya agar selalu bersyukur, apalagi masih diberi kehidupan bersama orang-orang yang dicintai. Ini di antara yang harus kita ingat sebagi umat-Nya. Yaitu nikmat merayakan Idul Fitri bersama keluarga.

Tentu kenikmatan itu akan berbeda jika dibandingkan dengan orang-orang yang mungkin nasibnya kurang beruntung, sebut saja mereka yang masih terlunta-lunta mengemis untuk menafkahi istri dan anaknya, para pekerja keras yang masih harus bekerja di hari raya, dan para perantau yang tidak bisa pulang walau hanya untuk bertemu orangtua dan keluarga.

Disaat orang lain di saat-saat ini bergelimang harta, tetapi mereka masih bergelimang harapan. Disaat orang lain telah berangkat untuk mudik, mereka masih bermimpi agar masih ada secercah harapan. Apalagi kalau bukan kehidupan yang berkecukupan dan berkumpul bersama orang-orang yang dikasihi.

Hal yang sama juga dirasakan bagi mereka suami istri yang masih terpisah karena alasan pekerjaan, antara anak dan orangtua, begitu juga antara menantu dan mertua. Momen Idul Fitri 1437 Hijriah ini adalah ujian kerinduan yang membuat pilu bagi mereka, di mana momen Idul Fitri untuk saling bersilaturahmi bukan hanya antartetangga, tetapi juga berkumpul memadu kasih dan senyum ceria bersama suami atau istri tersayang, anak dan orangtua serta mertua.

Tak banyak yang diharap bagi mereka yang terpisah dengan orang-orang yang dicintainya. Yaitu agar bisa menikmati dan mempererat tali silaturahmi bukan saja melalui pertemuan lahiriah tetapi juga pertemuan batiniah di antara mereka.

Kebersamaan dalam pertemuan keluarga yang terpisah akan berbeda kadar bahagianya. Karena mereka telah melewati masa-masa rindu untuk bertemu, menahan ego, menekan kesabaran dari setiap proses yang dilaluinya, berhari-hari bahkan berbulan-bulan.

Kebersamaan untuk suatu kebaikan adalah hal yang harus disegerakan, karena dari kebersamaan itulah rasa kasih sayang akan semakin kuat, jiwa-jiwa yang penuh rasa cinta dan bijaksana akan terawat.

Kebahagiaan keluarga adalah kebahagiaan tertinggi melebihi di atas segalanya, nikmat berkumpul bersama keluarga pun adalah nikmat yang melebihi dari materi dunia.

Untuk menjawab semua kerinduan itu, mari kita berkumpul bersama bersilaturahmi dan saling memaafkan. Sehingga tidak lagi ada kisah, satu rindu sejuta pilu.

Selamat Idul Fitri 1437 Hijriah….

Penulis adalah Alumnus Program Beasiswa S2 Dalam Negeri Kementerian Kominfo RI.