PedomanBengkulu.com, Jakarta – Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Leni Haryati John Latief menilai peringatan dini cuaca yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Fatmawati Bengkulu pada Selasa, 2 Desember 2025, mesti menjadi perhatian.
Peringatan itu menempatkan wilayah Kabupaten Mukomuko, Bengkulu Utara, dan Lebong dalam kategori waspada, sementara Kabupaten Rejang Lebong, Kepahiang, Bengkulu Tengah, Kota Bengkulu, Seluma, Bengkulu Selatan, dan Kaur juga berstatus waspada.
"Peringatan ini bukan sekadar informasi teknis, tetapi seruan tanggung jawab bersama untuk melindungi keselamatan masyarakat Bengkulu," kata Hj Leni Haryati John Latief, Kamis (4/12/2025).
Lulusan Magister Administrasi Publik Universitas Bengkulu ini mengajak seluruh masyarakat, termasuk nelayan dan komunitas pesisir, untuk aktif memantau perkembangan informasi melalui aplikasi Info BMKG, layanan SMS BMKG–Kominfo, media sosial, serta kanal resmi lainnya.
"Keselamatan bukan hanya bergantung pada upaya pemerintah, tetapi juga pada kesadaran warga dalam mengambil tindakan pencegahan sejak dini," ujar Hj Leni Haryati John Latief.
Ketua Badan Koordinasi Majelis Taklim Masjid Dewan Masjid Indonesia (BKMM-DMI) Provinsi Bengkulu ini optimis lembaga-lembaga di daerah mulai dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Balai Wilayah Sungai, kepolisian, hingga perangkat pemerintahan di tingkat kabupaten dan desa telah sigap dalam merespon keadaan, serta aktif mengarahkan masyarakat agar menghindari kawasan rawan longsor dan banjir bandang.
"Koordinasi lintas sektor dan lintas wilayah harus terus diperkuat, sehingga potensi bencana tidak berubah menjadi tragedi," sampai Hj Leni Haryati John Latief.
Pembina Bundo Kanduang Provinsi Bengkulu ini juga menyampaikan duka dan empati yang mendalam atas musibah longsor dan banjir bandang yang menimpa saudara sebangsa di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
"Kita berbelasungkawa atas korban jiwa dan kerusakan yang terjadi, serta menyampaikan solidaritas dari Bengkulu untuk Sumatera. Semoga para korban mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan serta kekuatan," demikian Hj Leni Haryati John Latief.
Cuaca ekstrem dan risiko hidrometeorologi bukan sekadar fenomena alam, melainkan pengingat bahwa masyarakat harus semakin cerdas, solid, dan berdaya tahan dalam menghadapi perubahan iklim. Dengan kewaspadaan kolektif, ketulusan gotong royong, dan keyakinan akan kapasitas lembaga serta masyarakat, Bengkulu akan mampu melewati periode cuaca ekstrem tanpa kehilangan nyawa dan tanpa kerusakan besar yang dapat dihindari. [**]
