Langkah yang diambil Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, dalam menyikapi polemik pemberhentian mendadak sejumlah siswa SMAN 5 Kota Bengkulu layak diapresiasi sebagai tindakan luar biasa dari seorang kepala daerah. Di tengah keresahan para orang tua dan ketegangan yang muncul akibat dugaan kecurangan dalam penerimaan siswa baru, Helmi menunjukkan kepemimpinan yang peka, tegas, dan bertanggung jawab.
Pertama, kepedulian Helmi terhadap kelangsungan pendidikan warganya tampak jelas. Ia menegaskan bahwa hak belajar anak-anak tidak boleh dikorbankan, bahkan mengambil langkah cepat dengan menempatkan mereka sementara di sekolah-sekolah terdekat. Langkah ini bukan hanya bentuk perlindungan terhadap hak dasar anak, tetapi juga memastikan proses belajar mereka tidak terganggu oleh masalah administratif.
Kedua, sikap negarawan Helmi terlihat dari keberaniannya untuk turun langsung bertemu para orang tua dan wali murid. Dalam situasi yang mudah memantik kemarahan publik, ia memilih berdialog dan menenangkan keadaan. Tindakan ini menunjukkan bahwa ia tidak bersembunyi di balik birokrasi, tetapi hadir sebagai pemimpin yang bertanggung jawab dan mendengarkan suara rakyat.
Ketiga, pernyataannya agar semua pihak menunggu hasil penyelidikan aparat penegak hukum menjadi indikasi kuat bahwa Helmi Hasan taat hukum dan tidak terlibat dalam praktik-praktik kotor. Ia membuka ruang transparansi dengan menegaskan semua data akan diverifikasi ulang, dan bila ada kecurangan, tindakan tegas akan diambil. Sikap ini memperlihatkan integritas dan kejujurannya dalam menjalankan roda pemerintahan.
Di tengah tantangan tata kelola pendidikan yang sering kali rawan manipulasi, tindakan Gubernur Helmi Hasan memberi contoh nyata tentang bagaimana seorang pemimpin daerah seharusnya bersikap: melindungi rakyatnya, hadir di tengah mereka, dan menjunjung tinggi hukum. Ini adalah cermin kepemimpinan yang berorientasi pada kepentingan publik dan patut menjadi teladan bagi pejabat daerah lainnya di seluruh Indonesia.
