PedomanBengkulu.com, Bengkulu - Hari ini, Jumat (5/9/2025), dunia memperingati Maulid Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Peringatan ini bukan sekadar rutinitas seremonial keagamaan, melainkan momentum spiritual dan kebangsaan yang harus dimaknai secara mendalam.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Leni Haryati John Latief mengatakan, bagi Provinsi Bengkulu yang masyarakatnya menjunjung tinggi nilai religius, peringatan ini menjadi ruang untuk merefleksikan kembali teladan agung Rasulullah sebagai pemimpin umat.
"Nabi Muhammad dikenal bukan hanya sebagai utusan Allah yang menyampaikan risalah, tetapi juga sebagai figur negarawan yang mengedepankan keadilan, kasih sayang, dan kepemimpinan berlandaskan akhlak mulia," kata Hj Leni Haryati John Latief.
Alumni Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Mubai Taba Anyar ini menjelaskan, akhir-akhir ini, menjadikan akhlak Baginda Rasulullah sebagai fondasi dalam memimpin bangsa terasa sedemikian penting dan kian mendesak.
"Rasulullah menunjukkan bahwa kepemimpinan bukanlah sarana untuk menumpuk kekuasaan atau kepentingan pribadi, melainkan amanah untuk menebarkan kemaslahatan, menegakkan keadilan, dan memelihara persatuan. Nilai-nilai ini sangat relevan dengan kebutuhan Indonesia saat ini, yang menghadapi tantangan globalisasi, ketidakmerataan pembangunan, dan krisis moral di tengah masyarakat," ujar Hj Leni Haryati John Latief.
Ketua Badan Koordinasi Majelis Taklim Masjid Dewan Masjid Indonesia (BKMM-DMI) Provinsi Bengkulu ini menekankan, Rasulullah membangun masyarakat Madinah dengan prinsip musyawarah, persaudaraan, dan penghormatan terhadap keberagaman.
"Prinsip inilah yang perlu dijadikan pedoman oleh para pemimpin kita di semua tingkatan, baik eksekutif, legislatif, maupun yudikatif. Dengan mengedepankan dialog, mendahulukan kepentingan rakyat, serta menjunjung tinggi nilai toleransi, Indonesia akan mampu menjaga persatuan di tengah keragaman suku, agama, dan budaya," tukas Hj Leni Haryati John Latief.
Pembina Bundo Kanduang Provinsi Bengkulu ini menambahkan, di Bengkulu sendiri, semangat meneladani Rasulullah bisa diwujudkan melalui penguatan pendidikan akhlak di majelis taklim, sekolah, dan ruang-ruang publik.
Menurutnya, generasi muda harus disiapkan bukan hanya sebagai individu cerdas secara intelektual, tetapi juga berkarakter mulia. Sebab, sebagaimana sabda Nabi, beliau diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Jika akhlak mulia tertanam kuat, maka lahirlah pemimpin yang amanah, masyarakat yang damai, serta negara yang kokoh berdiri di atas pondasi moral yang benar.
"Maulid Nabi harus menjadi pengingat bahwa akhlak Rasulullah adalah kunci kejayaan. Kepemimpinan bangsa yang berlandaskan pada sifat jujur, amanah, cerdas, dan adil akan membawa Indonesia pada masa depan yang gemilang. Mari kita jadikan peringatan Maulid Nabi bukan hanya perayaan, tetapi juga komitmen untuk menanamkan akhlak mulia dalam setiap sendi kehidupan berbangsa dan bernegara," demikian Hj Leni Haryati John Latief. [**]
