Asmara Subuh bukan sekadar program seremonial. Lebih dari itu, ia adalah gerakan moral dan spiritual yang mengajak masyarakat Bengkulu kembali merapatkan barisan dalam doa, ibadah, dan silaturahmi. Saat pemimpin dan rakyat bertemu dalam saf yang sama, di masjid yang sederhana, maka sekat duniawi runtuh. Yang ada hanyalah kebersamaan untuk mencari ridha Allah subhanahu wa ta'ala.
Di tengah dunia yang kian dipenuhi gemerlap materi dan hiruk pikuk persoalan, Asmara Subuh menghadirkan kesadaran: bahwa kekuatan sejati sebuah daerah bukan hanya pada infrastruktur yang kokoh, tetapi pada kekuatan iman warganya. Shalat Subuh berjamaah, dengan hati yang khusyuk, adalah benteng yang dapat menjaga masyarakat dari kelemahan moral dan bencana sosial.
Sejarah telah mengajarkan, negeri yang menjadikan masjid sebagai pusat kehidupan akan diberkahi keamanan, kemakmuran, dan persaudaraan yang kokoh. Sebaliknya, bila masyarakat lalai dari ibadah, musibah mudah datang silih berganti. Karena itu, Asmara Subuh harus dilihat sebagai ikhtiar kolektif untuk menjadikan Bengkulu bukan hanya maju secara lahiriah, tetapi juga kuat secara batiniah.
Kami meyakini, program ini akan menjadi wasilah mendatangkan keridaan Allah. Dengan semakin banyak masyarakat yang meramaikan masjid di waktu Subuh, doa-doa akan terhimpun, keberkahan akan turun, dan Bengkulu insyãAllah dijauhkan dari segala musibah.
Asmara Subuh bukan hanya program pemerintah, melainkan panggilan hati. Mari seluruh warga Bengkulu bergandeng tangan mendukung dan menggairahkan kembali tradisi yang telah dimulai Gubernur Helmi Hasan sejak menjabat sebagai Wali Kota dua periode ini. Sebab dari saf Subuh yang rapat, bisa lahir masyarakat yang kokoh, negeri yang aman, dan masa depan yang penuh rahmat.
