PedomanBengkulu.con - Kejaksaan Negeri (Kejari) Bengkulu dibawah kepemimpinan Kajari Dr. Ni Wayan Sinaryati, SH.MH membuat inovasi baru dalam pengelolaan barang bukti tindak pidana khususnya kendaraan bermotor agar kualitasnya terjaga dan tetap bernilai ekonomis saat pelelangan yaitu dengan menggandeng Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se- Kota Bengkulu.
Trobosan ini baru tersebut pertama kalinya dilakukan oleh Kejari Bengkulu di jajaran Kejaksaan Negeri pada wilayah Kejaksaan Tinggi Bengkulu.
Trobosan baru ini dibuat mengingat, selama ini barang bukti yang dikelola Seksi Pemulihan Aset dan Pengelolaan Barang Bukti (PAPBB) belum terawat secara maksimal.
Kajari Bengkulu, Dr. Ni Wayan Sinaryati, SH.MH menjelaskan, trobosan ini guna menjaga integritas, kualitas, kuantitas dan keaslian barang bukti, termasuk menjaga nilai ekonomis dan nilai guna benda sitaan, barang rampasan negara serta mendukung pemulihan aset tindak pidana tersebut.
"Saat ini kita sedang melakukan penjajakan dengan pihak-pihak Sekolah untuk pengelolaan barang bukti kendaraan roda dua maupun roda empat yang ada di Kejari Bengkulu," kata Ni Wayan.
Ni Wayan berharap, trobosan baru Kejari Bengkulu dalam mengelola barang bukti dengan menggandeng sekolah yang menguasai ilmu bidang otomotif dapat berdampak positif bagi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).
"Selain itu, kita juga berharap inovasi ini berdampak positif bagi semua pihak. Siswa SMK dapat mempraktekkan ilmunya yang didapat di Sekolah dan Kejari dapat terbantu dalam perawatan barang bukti kendaraan. Sehingga tidak terjadi penyusutan nilai kendaraan saat dilelang," ungkap Ni Wayan.
Sementara, Kabid SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu, Rainer menyambut positif inovasi Kejari Bengkulu merawat barang bukti dengan melibatkan siswa SMK. Rainer menyebut, untuk menjalankan trobosan baru Kejari tersebut, para siswa nantinya akan menjalani Praktek Kerja Lapangan di Kejari Bengkulu.
"Siswa SMK yang dilibatkan dalam pengelolaan barang bukti di Kejari Bengkulu yang memang menguasai ilmu otomotif yang dipelajari dari Sekolah," tutup Rainer. (Tok)