ALLAH memberikan kekuasaan kepada siapa yang Dia kehendaki dan mencabut kekuasaan dari siapa yang Dia kehendaki, demikian mafhum Al-Qur'an Surat Ali Imran ayat 26. Firman Allah subhanahu wata'ala ini sangat nyata bila dikaitkan dengan konstelasi politik di Provinsi Bengkulu, khususnya sejak kepala daerah dipilih secara langsung.
Orang Bengkulu tahu siapa Agusrin M Najamudin dan betapa mengejutkan ketika ia tampil menjadi Gubernur terpilih saat Pikada perdana digelar tahun 2005. Begitu juga ketika pada periode kedua ia mengangkat Junaidi Hamsyah, seorang Ustaz yang bersahaja sebagai wakil dan betapa mengejutkannya ketika Agusrin tersandung hukum lantas posisi Gubernur jatuh ke tangan Junaidi Hamsyah, seseorang yang dianggap tidak masuk akal dapat menduduki jabatan ini.
Publik kembali heboh ketika Junaidi terseret kasus hingga Ridwan Mukti tampil sebagai Gubernur terpilih dengan Rohidin Mersyah sebagai wakilnya. Rohidin tadinya hanya seorang wakil bupati yang hidup begitu sederhana hingga ia sendiri serasa bermimpi akan jadi Gubernur. Tapi demikian Allah berkehendak. Hanya 8 bulan berkuasa, Ridwan tersandung kasus, Rohidin tampil sebagai gubernur.
Pada Pilgub 2020, ketika Helmi Hasan berpasangan dengan Muslihan berhadapan dengan Rohidin yang berpasangan dengan Rosjonsyah, berbagai jajak pendapat sebenarnya menempatkan posisi Helmi-Muslihan unggul. Tapi Allah punya rencana lain. Muslihan meninggal dunia hanya beberapa hari jelang pencoblosan. Suara Helmi-Muslihan tergerus. Rohidin menang.
Pilgub 2024 mempertemukan kembali Helmi dan Rohidin. Sebagai petahana, Rohidin yang menggandeng Meriani yang notabene adalah pengusaha otomotif terbesar di Bengkulu, dinilai sulit untuk dikalahkan Helmi yang kali ini berpasangan dengan Mian, Bupati Bengkulu Utara dua periode. Namun Allah telah menetapkan takdir-Nya, Rohidin ditangkap KPK RI. Saat pemilihan 27 November 2024 kemarin, Helmi-Mian menang.
Demikianlah, sejatinya kekuasaan itu bagi orang yang faham akan hukum-hukum Allah di alam semesta sebenarnya adalah sebuah amanah yang berat, mengandung banyak intrik dan fitnah, bukan seperti anggapan para pecinta dunia yang menganggap kekuasaan itu asyik dan menyenangkan sehingga harus diperebutkan dengan hawa nafsu yang menggebu-gebu.
Di banyak tempat dan pada setiap zaman, Allah telah menunjukkan betapa banyak orang-orang yang berkuasa menjalani akhir kehidupan yang tragis dan menyedihkan seperti Namrud dan Fir'aun. Kekuasaan itu seperti ular berbisa, bagi anak kecil yang kurang akal mungkin tampak menarik seperti mainan, tapi orang dewasa yang akalnya telah sempurna akan faham bahwa ular itu berbahaya.
Semoga Allah subhanahu wata'ala, Dzat Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang memberikan pertolongan yang besar kepada Helmi-Mian untuk menunaikan janji-janjinya dalam melayani rakyat, menjauhkan mereka berdua dari orang-orang jahat, dan menjadikan Bengkulu sebagai provinsi yang mendatangkan kebaikan untuk Indonesia dan rakyat di seluruh dunia.
Rudi Nurdiansyah,
Aktivis Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Bengkulu