Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Merdeka buat Bengkulu

Ilustrasi

Bendera Merah Putih yang berkibar di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia hari ini dahulu pertama kali dijahit oleh tangan Fatmawati sebelum dikibarkan pada upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jakarta, 77 tahun yang lalu.

Fatmawati adalah putri Bengkulu, istri dari Presiden Indonesia pertama Soekarno. Fatmawati lahir dan tumbuh sebagai gadis jelita di Bengkulu. Inilah yang memberikan keistimewaan bagi Bumi Rafflesia dalam momen kemerdekaan Indonesia.

Sejarah mencatat, Soekarno tertarik kepada anak Hasan Din, salah satu tokoh Muhammadiyah itu, bukan semata-mata karena ia berparas manis, namun karena keberanian dan sikapnya yang tegas bahwa Indonesia untuk sejahtera harus merdeka dulu, meski rakyatnya masih tertinggal dari segi pendidikan dan kebudayaan.

Bagi Fatmawati, kemerdekaan adalah jembatan emas menuju Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur. Pendidikan dan kebudayaaan yang tinggi akan dapat dibangun melalui tangan anak bangsa sendiri dengan kemandirian dan kekayaan alamnya.

Dengan sikap seperti itulah, meski usia Fatmawati jauh lebih muda dari suaminya, membuat ia berbeda dengan gadis lainnya. Sebuah sikap yang seharusnya menginspirasi Bengkulu untuk bangkit dari ketertinggalan.

Sebab, meski telah 77 tahun merdeka, kampung kelahiran Fatmawati ini masih menjumpai begitu banyak masalah. Setiap tahun banjir selalu menghantui warganya. Kemiskinan di Bengkulu termasuk yang tertinggi di Sumatera. Untuk mencukupi keperluannya, Bengkulu masih sangat bergantung dengan barang-barang dari luar.

Maka melalui momen kemerdekaan ini, Bengkulu harus menghidupkan kembali semangat Fatmawati. Bengkulu mesti merdeka secara fiskal, tidak melulu pembangunannya harus bergantung dengan dana dari pemerintah pusat.

Caranya gampang, dengan semata mengharap rida Allah subhanahu wata'ala, seluruh pejabatnya harus bersedia hidup sesederhana mungkin. Pangkas semua biaya makan minum, dana seremonial dan jalan-jalan serta semua yang tidak mendesak sehingga ada cukup dana menggalakkan secara bertahap pembangunan infrastruktur yang kuat dan pendidikan yang berkualitas.

Gaya hidup sederhana ini juga diteladani Fatmawati, ketika dalam keadaan hamil tua kesusahan untuk mendapatkan kain merah putih lalu menjahit Sang Saka Merah Putih dengan tangannya sambil meneteskan air mata.

Tanpa upaya seperti itu, merdeka buat Bengkulu akan terasa hampa. Ia akan jadi peringatan tanpa makna, menjadi selebrasi yang hambar karena tak mengubah apa-apa selain jumlah angka karena bertambahnya tahun.