Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Soroti Nasib Petani, Senator Riri: Kebijakan Politik Harus Berpihak pada Petani


PedomanBengkulu.com, Bengkulu - Hari ini, Selasa (31/5/2022), World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia, salah satu badan PBB, mengkampanyekan Hari Tanpa Tembakau Sedunia untuk mengingatkan dampak berbahaya industri tembakau terhadap lingkungan dan terhadap nyawa manusia.

Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Riri Damayanti John Latief mengingatkan agar kampanye Hari Tanpa Tembakau diiringi gerakan kongkrit membantu petani tembakau agar beralih ke tanaman berkelanjutan sehingga kampanye tersebut menjadi solutif bagi semua pihak.

"Perhatian terhadap nasib para petani tembakau harus optimal. Harga komoditas pertanian jangan sampai ada yang jatuh karena langkah keliru seperti kebijakan impor. Pemerintah daerah harus ikut menolong kalau petani menghadapi masalah," kata Hj Riri Damayanti John Latief.

Dewan Penasehat Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kota Bengkulu ini menjelaskan, sudut pandang para petani harus diambil dalam membuat kebijakan yang menyangkut kehidupan mereka sebab telah menjadi amanah konstitusi supaya hasil bumi harus menyejahterakan rakyat.

"Nggak boleh bikin kebijakan yang bersifat membabi buta dengan mengabaikan hak-hak petani. Sebuah kebijakan harus diambil dengan arif dan efektif dengan mempertimbangkan seluruh aspek dari hulu ke hilir. Sebuah kampanye jangan kontra produktif," ujar Hj Riri Damayanti John Latief.

Wakil Ketua Umum BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Provinsi Bengkulu ini mengapresiasi upaya pemerintah untuk menekan konsumsi rokok, khususnya perokok anak-anak yang secara medis dinyatakan berbahaya bagi kesehatan mereka tanpa harus menambah angka kemiskinan dan pengangguran.

"Mudah-mudahan kedepan upaya untuk meningkatkan keterampilan kerja dalam rangka alih profesi atau diversifikasi tanaman tembakau bagi petani tembakau dan pemberian bantuan dapat terus ditingkatkan dengan cepat dan sistematis," sampai Hj Riri Damayanti John Latief.

Plt Ketua DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Bengkulu ini menambahkan, Hari Tanpa Tembakau Sedunia adalah momen yang baik untuk mengubah kebiasaan masyarakat dari perkara yang sia-sia kepada kebiasaan yang produktif dan bermanfaat untuk masa depan yang baik.

"Kerja sama semua pihak sangat dibutuhkan untuk mengubah sebuah kebiasaan yang sudah memasyarakat. Harus dengan cara yang bijak. Selain kampanye, harus ada solusi nyata dan doakan juga agar semua saudara-saudara se-bangsa se-tanah air bisa berhenti dari semua perkara yang sia-sia," demikian Hj Riri Damayanti John Latief.

Untuk diketahui, menurut WHO, penanaman, pembuatan, dan penggunaan tembakau meracuni air, tanah, pantai, dan jalan-jalan kota dengan bahan kimia, limbah beracun, puntung rokok, termasuk mikroplastik, dan limbah rokok elektrik.

WHO juga merilis bahwa asap tembakau berkontribusi pada tingkat polusi udara yang lebih tinggi dan mengandung tiga jenis gas rumah kaca. Tembakau juga dituding sebagai penyebab banyaknya hutan yang hilang karena satu pohon utuh harus ditebang untuk menghasilkan 300 batang rokok. [Muhammad Qolbi]