Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Bangun Bengkulu yang Kuat dari Tiga Marabahaya


PedomanBengkulu.com, Bengkulu - Seiring perkembangan otonomi daerah yang berlaku sejak reformasi bergulir di Indonesia, para penduduk di kota-kota besar setiap tahun terus bertambah dan membuat kawasan perkotaan menjadi wilayah yang semakin padat. 

Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Riri Damayanti John Latief mengatakan, sebagai kawasan yang vital, setiap pemerintah daerah harus memiliki perencanaan yang tepat untuk perkotaan sebagai tempat tinggal yang aman dari tiga bencana.

"Ada tiga marabahaya yang setiap saat bisa mengancam Bengkulu. Dua bencana alam yakni banjir dan gempa dan satu bencana nonalam seperti pandemi covid-19 kemarin. Kota-kota di Bengkulu harus tahan dalam menghadapi tiga marabahaya ini," kata Hj Riri Damayanti John Latief, tepat pada Hari Perencanaan Kota Dunia, Senin (8/11/2021).

Alumni Magister Manajemen Universitas Bengkulu ini mengatakan, banyak pengalaman kota-kota besar dunia yang berhasil menghindari berbagai bencana seperti banjir, gempa dan bencana nonalam karena baiknya perencanaan yang disusun.

"Misalnya untuk mengantisipasi banjir, ada yang membangun dam buatan terpanjang di dunia, ada yang bikin penampungan air bawah tanah, ada yang bikin waduk raksasa, ini semua bisa dipelajari. Pembangunan besar-besaran biasa dilakukan setelah ada banyak yang mati. Bengkulu nggak perlu begitu, rancang dari sekarang untuk kebaikan di masa depan," ungkap Hj Riri Damayanti John Latief.

Selain banjir, Wakil Bendahara III Ikatan Keluarga Seluma, Manna, Kaur (SEMAKU) itu melanjutkan, gempabumi juga kerap menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda di Bengkulu sehingga termasuk salah satu bencana yang harus diantisipasi.

"Kalau merubah semua bangunan di Bengkulu menjadi bangunan yang tahan gempa mungkin nggak mungkin bisa cepat, tapi kalau dimulai dari sekarang secara perlahan-lahan, lama-lama insya Allah Bengkulu akan jadi provinsi yang tahan gempa," papar Hj Riri Damayanti John Latief.

Perempuan yang digelari Anak Suku Adat Tiang Empat oleh Masyarakat Adat Pematang Tigo itu menambahkan, pandemi covid-19 kemarin menjadi pembelajaran yang sangat berharga terutama mengenai pentingnya membangun perencanaan kota yang nyaman saat wabah melanda di seluruh negeri.

"Izinkan semua elemen masyarakat berpartisipasi dan terlibat aktif memperbaiki keadaan kota di masa depan. Mendesain kota yang nyaman dihuni, berudara segar dan berfasilitas baik menjadi pekerjaan rumah yang menjadi tanggungjawab bersama," demikian Hj Riri Damayanti John Latief.

Hari Perencanaan Kota Dunia diperingati untuk mengakui dan mempromosikan peran perencanaan dalam menciptakan komunitas yang layak huni. Peringatan ini diprakarsai pada tahun 1949 oleh mendiang Profesor Carlos Maria della Paolera dari Universitas Buenos Aires untuk memajukan minat publik dan profesional dalam perencanaan, baik lokal maupun luar negeri.

Selain Hari Perencanaan Kota Sedunia, peringatan ini juga dikenal sebagai Hari Urbanisme Sedunia dan dipromosikan melalui aneka kegiatan yang memperkuat pengakuan serta pemberian penghargaan kepada setiap keberhasilan perencana yang mampu menciptakan komunitas perkotaan yang layak huni. [Muhammad Qolbi]