“Agustus hingga September ini sudah ada 20-an ekor sapi yang mati mendadak karena terserang penyakit ngorok. Terbaru ada dua ekor sapi milik warga yang mati,” ujar Kepala Desa Lubuk Sirih Ulu, Muhardin Efendi.
Sementara itu, Kepala Desa Gunung Kembang, Indri Jono mengaku rentang satu minggu terakhir sudah ada tiga ekor sapi di desanya yang mati. Berbeda dengan kejadian di Lubuk Sirih Ulu, matinya sapi di Gunung Kembang lantaran terjangkit penyakit jembrana.
“Termasuk satu ekornya sapi milik saya mati hari Selasa (12/9/17) yang lalu. Satu ekor sapi milik Pak Rasyid, satu ekor mati di jalan dekat sungai, tapi tidak diketahui pemiliknya. Ditambah masih ada dua ekor sapi yang sudah terjangkit jembrana, tapi masih hidup,” urai Indri Jono saat ditemui pedomanbengkulu.com di kediamannya, Kamis (14/9/17).
Sambung Indri Jono, kejadian tersebut sudah diketahui oleh pihak Dinas Pertanian Bengkulu Selatan. Sapi miliknya tersebut sudah diobati oleh dokter hewan dari bidang peternakan Dinas Pertanian Bengkulu Selatan. Namun penyakit jembrana yang telah menyerang sapinya tidak berhasil diselamatkan.
“Harapan kami, semoga kejhadian ini menjadi perhatian serius dari pemerintah,” pungkas Indri Jono. (Apd)