Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Wisata Desa Manggul, Nikmat Tuhan di Bumi Sekundang Setungguan

MENGAWALI essai ini saya akan mendeskripsikan sedikit tentang kekayaan Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki sumber daya alam yang berlimpah.

Hal ini disebabkan karena Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki curah hujan yang tinggi serta menerima sinar matahari sepanjang tahun.

Dengan demikian, Indonesia memiliki keanekaragaman hayati (biodiversitas) yang berguna bagi kelangsungan hidup manusia baik secara materil, lingkungan, maupun sosial budaya.

Indonesia merupakan negara yang memiliki begitu banyak kelebihan dari pada negara lain, Indonesia memiliki alam yang kaya, alam yang indah, bahkan begitu luas hingga tak terhingga keanekaragaman yang dimiliki seperti, memiliki lebih dari 583 bahasa yang ada di Indonesia, memiliki pulau yang berjumlah 18.306 pulau, pulau yang sudah diberi nama ada 7.870 sedangkan yang belum diberikan nama berjumlah 9.634 pulau.

Menurut para ilmuan Indonesia bagaikan syurga yang nyata dengan keindahan, kekayaan, dan bahkan begitu banyak keistimewaan yang dimilikinya. Salah satunya adalah keindahan alam, Indonesia merupakan negara yang memiliki kesuburan tanah terbaik di dunia, lautan terluas di dunia, hutan tropis terbesar di dunia, bahkan Indonesia merupakan negara maritim terbesar di dunia dengan luas laut 93.000 km2, panjang pantainya sekitar 81.000 km2 atau 25 % panjang pantai yang ada di seluruh dunia.

Terutama di Provinsi Bengkulu yang terkhusunya di Kabupaten Bengkulu Selatan yang memiliki luas wilayah 1.185,70 km2 atau 455 mi² dengan populasi sekitar 152,336 hingga kepadatan mencapai sekitar 120,55 jiwa/km2.

Dengan begitu luasnya wilayah, Kabupaten Bengkulu Selatan memiliki begitu banyak kekayaan alam seperti, tambang karet, minyak sawit, padi dan sebagainya.

Tak lepas dari itu, Kabupaten Bengkulu Selatan juga memiliki begitu banyak keindahan alam yang sangat mempesona, seperti pantai, danau, persawahan yang sangat luas, bahkan terdapat begitu banyak sejarah yang dapat kita peroleh. Dan tidak lupa budayanya yang juga sangat beragam.

Keindahan alam di Kabupaten Bengkulu Selatan pada umumnya merupakan kawasan perairan yang berupa pantai, bendungan, tebat, bahkan danau.

Dalam kesempatan ini saya akan menjelaskan tentang keindahan alam yang dimiliki Bengkulu Selatan. Pada dasarnya semua orang menginginkan sebuah tempat yang indah, nyaman, sejuk, bebas polusi, asri, damai, dan semua itu sangat dicari-cari setiap orang.

Tentunya kita sudah terbayang bahwasanya tempat itu adalah sebuah pantai. Akan tetapi kebanyakan pantai yang kita temui saat ini malah sebaliknya, sampahnya banyak, polusi udara juga banyak seperti karbon yang di keluarkan dari alat transportasi, bahkan begitu banyak hal-hal yang membuat tidak nyaman bagi setiap orang.

Pada essai kali ini saya akan mendeskripsikan sebuah pantai yang berada di Desa Manggul, Kabupaten Bengkulu Selatan yaitu Pantai Manggul yang berada di jalan Lintas Barat Bengkulu-Lampung yang jaraknya jika diukur dari Kota Manna sekitar 7 km atau tepatnya setelah Desa Ketaping di Jalan Raya Ketaping.

Pinggir pantai terdiri dari pasir yang lembut dan juga terdapat batu-batuan yang memenuhi sebagian besar pinggiran pantai, jika menuju pantai tersebut dari arah Manna kita dapat mengakses jalan menuju arah Bengkenang dimana Desa Manggul terletak kurang lebih 4 km sebelum Bengkenang yang lokasinya berada di jalan lingkar Desa Manggul, Kecamatan Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan.

Saya memilih objek wisata ini dikarenakan saya paham seperti apa pantai yang sangat didambakan oleh masyarakat luas terkhususnya masyarakat Kabupaten Bengkulu Selatan.

Pertama, pantainya bersih, airnya juga bersih dan sejuk, pasirnya lembut, dan yang paling utama bebas dari sampah.

Kedua, di dekat pantai terdapat hamparan sawah kekuningan yang begitu luas dikarenakan sedang berlangsung musim panen. Segala pemandangan tersebut mendatangkan kedamaian, kesejukan, dan ketenangan yang berpadu menjadi satu dan menciptakan harmonisasi yang indah yang seakan membuat kita tersadar akan makna alam yang asri, indah, dan bersih yang sesungguhnya.

Dan yang terakhir, bebas dari polusi udara, dimana pantai tersebut sangat jauh dari jalan raya, hingga jarang terdapat kebisingan yang dapat menggangu ketenangan disekitar.

Semua itu ada disini di sebuah tempat yang menurut saya merupakan hamparan surga yang Tuhan berikan untuk kesejahteraan Kabupaten Bengkulu Selatan ini.

Hamparan sawah yang ada disana menggambarkan keindahan Indonesia yang teramat sangat layaknya pada tahun-tahun dimana Indonesia masih merupakan tanah suci yang ditumbuhi pepohonan dan masih merupakan penghasil oksigen terbaik bagi bumi ini.

Dari luasnya hamparan sawah tersebut telah menggambarkan bahwa perekonomian di Desa Manggul dapat dikatakan sejahtera dan makmur.

Dengan begitu banyak nikmat yang Tuhan limpahkan untuk negara kita Indonesia, terutama Provinsi Bengkulu dan terkhususnya Kabupaten Bengkulu Selatan seharusnya kita harus selalu bersyukur apapun keadaan kita, kapanpun dan bahkan dimanapun kita berada agar nikmat ini selalu dijaga dan diberkahi oleh-Nya.

Sejarah Desa Manggul

Desa Manggul selain memiliki pantai yang indah juga memiliki sejarah yang tetunya sangat menarik untuk ditelusuri.

Bermula Sekitar 350 tahun yang lalu, datang 3 orang dari lahat Sumatera Selatan, semula mereka datang ketempat yang lain diantaranya daerah Lubuk Lasam.

Tapi mereka belum mendapatkan tempat yang cocok dan mencari lagi tempat yang lain. Ahkirnya sampai lah mereka ke sebuah daerah yang menurut mereka sangat cocok di sebuah danau kecil (kasut) dan ditengah ada rumpun nipah.

Setelah bertahun-tahun mereka menetap, mereka merasa cocok tinggal di daerah ini dan akhirnya diberi nama Manggul. Nama Manggul diambil dari asal mereka, yakni Desa dari Lematang, Lahat sumatera Selatan.

Pemimpin mereka bernama Bandar Imam dan mendapat julukan “DEPATI BENDAR”. Setelah berpuluh tahun bahkan ratusan tahun lamanya, pemimpin mereka selalu diambil dari anak cucu Bandar Imam (Namanya tidak tercatat dalam sejarah Desa).

Pada tahun 1901 Manggul dipimpin seorang punggawa gagang bernama Jakun. Sedangkan Desanya menginduk kepada tanjung besar. Tahun 1941 Manggul memisahkan (pemekaran) dari Tanjung Besar, dan diadakanlah pemilihan Depati yang pertama kali.

Depati yang pertama adalah saudara Ubin, pada saat itu Depati Manggul memimpin dua Dusun, yaitu Dusun Padang Juar dan Dusun Banding Ayu.

Semenjak Manggul berdiri sendiri maka pada tahun 1947 didirikanlah sebuah masjid yaitu yang bernama Masjid Mujahidin. Kemudian pada tahun 1952 didirikan sekolah dasar yang pada saat itu masih berstatus sekolah rakyat, semua ini atas swadaya masyarakat.

Pada tahun 1956 diadakan pemilihan Depati yang kedua dan Depati yang tepilih bernama Solidin. Selanjutnya pada tahun 1961 diadakan pemilihan Depati yang ketiga, yang tepilih bernama Yanap.

Sepuluh tahun kemudian tepatnya tahun 1971 kembali diadakan pemilihan Depati yang ke empat, dan yang terpilih bernama Aula. Dalam kurun waktu lebih kurang 22 tahun didirikan sekolah dasar baru tahun 1974 adanya bantuan pemerintah untuk pembanggunan gedung belajar. Selama kurang waktu itu peralatan dan tempat seadanya.

Pada tahun 1981 terjadi pejabat sementara Depati pada Saat waktu dijabat oleh seorang yang bernama Burhan. Tahun 1982 pemilihan Depati ke lima, dan Depati yang tepilih adalah yang bernama Basit.

Pada tahun 1983 terjadi perubahan dari Dusun menjadi Desa,begitu juga dengan berubahnya status tersebut, maka Kepala Desa pertama Desa Manggul yaitu saudara Basit.

Setelah perubahan nama Aparatur pemerintahan setingkat Desa tadi, kemudian pada tahun 1991 diadakan pemilihan Kepala Desa yang pertama, dan yang terpilih adalah saudara Sahirudin.

Tahun 2003 diadakan pemilihan Kepala Desa yang kedua, dan yang terpilih saudara Junaidi, selama kurang lima tahun tepatnya tahun 2008 diadakan pemilihan Kepala Desa yang ketiga dan yang terpilih adalah saudara Hotemen Azarodi.

Lima tahun kemudian tepat nya bulan oktober tahun 2013 diadakan pemilihan Kepala Desa yang ke empat, dan yang tepilih adalah Saudara Zalil Amri sampai sekarang.

Selain itu Desa Manggul juga pernah dirtimpa berbagai bencana atau musibah.

Musibah tersebut antara lain:

1. Pada tahun 1947, terjadi musibah Kolera Atom yang melanda masyarakat, sehingga banyaknya masyarakat yang meninggal dan cacat tubuh.

2. Pada tahun 1961, terjadi bencana kemarau selama 9 bulan sehingga masyarakat merubah dari menanam padi menjadi menanam ubi-ubian untuk makanan pokok.

3. Pada tahun 1997, terjadi kembali kemarau selama 9 bulan hingga masyarakat menggunakan air sungai untuk keperluan.

Luas wilayah Desa Manggul adalah 90 Ha dimana 30 persen berupa daratan yang bertopografi berbukit-bukit, dan 20 persen daratan dimanfaatkan sebagai lahan pertanian yang dimanfaatkan untuk persawahan tadah hujan.

Iklim Desa Manggul sebagaimana Desa-Desa lain di wilayah Indonesia mempunyai iklim Kemarau dan Penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam pada lahan pertanian.

Desa Manggul mempunyai jumlah penduduk 441 jiwa yang terdiri dari laki-laki 225 orang dan perempuan 216 orang. Sedangkan jumlah Kepala Keluarga 108 KK dengan 2 wilayah dusun : Padang Juar dan Banding Ayu.

Pendidikan di Desa Manggul sudah mulai berkembang dengan perincian anak usia pra sekolah berjumlah 33 orang, SD 120 orang, SLTP 60 orang, SLTA 79 orang, dan sarjana berjumlah 28 orang.
Desa Manggul merupakan desa pertanian yang mana warganya sebagian besar bekerja sebagai petani. Secara rincinya petani di Desa Manggul berjumlah 670 orang, pedagang 47 orang, PNS 2 orang, dan buruh 3 orang.

Jadi, dapat disimpulkan Desa Manggul merupakan desa yang sangat tentram, asri, dan tenang.

Dengan berbagai daya tarik misalnya saja Pantai Manggul yang juga memiliki pesona tersendiri apalagi jika ditambah dengan pemandangan sawah yang cantik dapat menciptakan suatu harmonisasi yang sangat lembut dan indah.

Objek wisata ini sangat direkomendasikan bagi semua orang yang ingin menikmati dan menemukan arti sesungguhnya dari ketenangan dan kedamaian yang seimbang. [Mohamad Zaky Nugraha/Komunitas Ayo Menulis Bengkulu]