Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Lemang Tapai, Selalu Laris Manis di Malam Kamis

Pekan Masat yang digelar pada hari Senin dan Kamis bukan hanya menjadi pasar tradisional pada siang hari akan tetapi pada malam hari. Terkhusus malam Kamis.

Pada dua malam itu, Pekan Masat dipadati sebagai tempat bertransaksinya para penjual dan pembeli. Ramai dari malam-malam biasanya. Ibu-ibu dan bapak-bapak seperti tidak mau kalah dengan muda-mudi. Malam istimewa itu dikenal dengan nama “Lemang Tapaian”.

Lemang tapai adalah makanan yang sudah menjadi ciri khas daerah Pekan Masat dan sekitarnya. Lemang tapai ini sebenarnya terdiri dari 2 jenis makanan yang berbeda yaitu lemang dan tapai.

Lemang merupakan makanan berbahan dasar beras ketan putih yang dimasak dengan santan, sedikit garam dan dimasukkan kedalam bambu yang dilapisi daun pisang lalu dibakar berjejer dengan bara api lebih kurang 2 jam.

Sedangkan tapai itu sendiri terbuat dari beras ketan putih dan beras ketan hitam di campur. Kemudian di aron dan dikukus. Selanjutnya akan melalui proses peragian atau fermentasi selama lebih kurang 2 hari 2 malam. Dengan begitu, terbuatlah tapai yang lembut dan manis.

Lemang dan tapai merupakan makanan satu kesatuan yang kenikmatannya wajib dinikmati secara bersamaan. Seperti halnya sepasang kekasih yang menjadi sempurna jika keduannya saling melengkapi satu sama lain.

Perpaduan dari lemang yang gurih dan tapai yang manis ditambah dengan aroma dari bambu setelah lemang matang akan semakin membangkitkan selera.

Di lokasi pekan masat ada sekitar 8 orang yang membuat makanan lemang tapai ini. Salah satu dari 8 orang penjual lemang tapai yaitu Mak Helpan.

Sama seperti penjual lainnya, Mak Helpan dan suami setiap sebelum malam Kamis selalu memproduksi lemang tapai untuk dijual kepada para pemburu lemang tapai.

Mak Helpan selalu di bantu oleh suami dalam pekerjaan membuat lemang dan tapai ini. Mereka saling berbagi tugas suami yang mengambil dan menyiapkan bambu, menggulung dan memasukkan daun pisang kedalam bambu.

Mak Helpan sendiri menyiapkan bahan-bahan lainnya sejak tahun 1992 atau lebih kurang sudah 25 tahun lamanya. Mereka merintis usaha lemang tapai ini sekali produksi berkisar 70 sampai 80 batang lemang.

Untuk harga makanan khas ini masih sangat terjangkau. Lemang ini dibandrol dengan harga Rp 5000 per batang dan tapai Rp 5000 per gelasnya. Relatif murah bukan? Dijamin tidak akan menguras kantong untuk mencicipi makanan lezat ini.

Tidak akan sulit untuk menemukan tempat menjual lemang tapai di lokasi Pekan Masat. Karena mereka berjualan di rumah mereka sendiri. Ketika terlihat ada rumah-rumah yang memiliki seperti warung makan dan ramai pengunjung di situlah lemang tapai bisa di temukan.

Setiap malam Kamis lemang tapai selalu laris manis. Pengunjung yang datang pun dari berbagai daerah mulai dari masyarakat sekitar masat sendiri atau dari luar daerah.

Banyak juga pengunjung muda-mudi dari Kota Manna. Mereka yang tujuannya membeli lemang tapai sembari jalan-jalan semakin menambah semangat untuk mencapai tujuannya ke lokasi Pekan Masat.

Biasanya mereka makan di tempat atau membawa pulang lemang tapai nya. Jika cuaca buruk biasanya lemang dan tapai tidak habis terjual karena pengunjung akan sedikit berkurang. Akan tetapi lemang dan tapai itu pun masih bisa di jual besok pagi pada saat pekan masat berlangsung.

Nah, bagi penduduk Kabupaten Bengkulu Selatan siapa yang belum pernah mencicip kelezatan lemang tapai ini? Yuk, malam Kamis ke Pekan Masat ya. Yang belum cicip lemang tapai harus “Lemang Tapaian”. [Rahma Oktasari/Komunitas Ayo Menulis Bengkulu]