Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Hidup Memprihatinkan, Warga Miskin Ini Tak Tersentuh Program Pemerintah

hidup-miskin-warga-ini-tak-tersentuh-bantuan-2REJANG LEBONG, PB - Kondisi memprihatinkan terjadi di tengah pusat perkotaan Curup. Sebanyak 12 orang warga yang berasal dari tiga Kepala Keluarga (KK) yang tinggal berjarak hanya dua meter dari tepi sungai Kelurahan Talang Benih Kecamatan Curup hidup dalam lilitan kemiskinan.

Mereka hanya bertopang dari penghasilan buruh angkut barang dan memulung barang bekas. Meski tinggal hanya 50 meter dari kantor kelurahan dan kecamatan setempat, tidak ada sama sekali program pemerintah yang menyentuh kehidupan mereka yang sangat sederhana.

"Saya setiap hari mulung barang bekas pak. Kalau suami saya Nusirwan kerja sebagai buruh harian angkut barang di Jalan Kartini," ujar Yani (54) ibu rumah tangga yang membiayai 10 orang yang tinggal di rumahnya.

Dijelaskan Yani, dalam satu hari, dirinya hanya mampu mendapatkan uang Rp 7 ribu dari hasil mulung. Sedangkan suaminya hanya mampu menghasilkan uang Rp 15 ribu dari pekerjaannya.

"Ada 10 orang yang menjadi tanggungan kami. Anak saya tiga, orang tua saya dan enam cucu saya. Dua orang suami dari anak saya sudah tidak ada. Makanya sekarang semua jadi tanggungan saya. Cucu saya ini ada empat yang sekolah. Untungnya pintar dan dapat beasiswa, " ujar Yani sembari menangis.

Diakui Yani, dirinya dan keluarga sudah tinggal sejak 10 tahun yang lalu di lahan seluas 7x8 meter yang berada dua meter dari tepi Sungai. Bangunan rumah berukuran 6x5 meter yang ditempatinya dibuat dari gibik, papan bekas serta seng dari hasil memulung selama empat tahun.hidup-miskin-warga-ini-tak-tersentuh-bantuan-1

"Jika hujan deras datang maka air sungai sering naik dan masuk ke dalam rumah kami. Terkadang atap rumah bocor dan harus kami tampal menggunakan plastik terpal bekas yang saya dapat dari hasil mulung," ujar Yani.

Kendati demikian, sambung Yani, dirinya bahagia dan bersyukur dapat tetap berkumpul dengan seluruh keluarganya.

"Kami tidak terlalu berharap mendapat belas kasih dari orang lain. Hanya saja kami harap agar ada sedikit perhatian dari pemerintah melalui program yang memang menjadi hak kami untuk mendapatkannya," ujar Yani. [Ifan]