Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Harga Bahan Pokok Masih Tinggi

RIO-PASAR KAGET DPN BRI RAMAI (1)BENGKULU, PB - Meski lebaran telah dua pekan berlalu, namun harga-harga kebutuhan bahan pokok masih cukup tinggi. Hal ini tampak dari pantauan jurnalis yang dilakukan di Pasar Tradisional Percontohan Panorama, Selasa (19/7/2016).

"Pasca Lebaran Sepi Pembeli, Kebutuhan Pokok Tetap Naik"


Harga beras rata-rata naik Rp10 ribu dari berbagai merk. Misalnya harga beras BP dengan berat 50 kilogram biasanya dari Rp170 ribu naik menjadi Rp180 ribu, cabe merah dari Rp35 ribu naik menjadi Rp40 per kilogram, cabe rawit dari Rp40 ribu menjadi Rp50 ribu per kilogram, bawang merah naik dari Rp22 ribu menjadi Rp48 ribu per kilogram, bawang merah Rp36 ribu menjadi Rp40 ribu per kilogram.

Selain itu, kenaikan juga dialami pada ikan laut seperti ikan tuna biasanya harga Rp23 ribu naik menjadi Rp26 ribu per kilogram, ikan dencis dari Rp25 ribu menjadi Rp30 ribu per kilogram dan ikan senangani dari harga Rp20 ribu naik menjadi Rp25 ribu per kilogram. Namun beberapa komoditas ada yang turun seperti daging ayam dari harga Rp42 ribu turun menjadi Rp40 ribu per kilogram.

Tingginya harga-harga komoditas bahan-bahan pokok itu membuat pedagang mengeluh. Misalnya disebutkan oleh Badriah, salah seorang pedagang sayur-sayuran, pada dua minggu terakhir ia mengalami sepi pembeli. Meski tetap ada pembeli, namun ia mengaku tak sebanyak biasanya.

"Biasanya orang beli sampai dua kilo lebih. Tapi kali ini mereka beli sedikit-sedikit saja. Kami berharap pemerintah bisa turun tangan agar harganya seperti biasa lagi," kata Badriah.

Tak hanya pedagang, keluhan juga disampaikan pembeli. Misalnya dikatakan Nurjannah (45), warga Jalan Hibrida 3 Kelurahan Sidomulyo, tingginya harga bahan pokok membuatnya bingung untuk mengatur keuangan. "Jadi bingung bagaimana mau mengatur keuangan kalau harga-harga mahal semua. Padahal hari raya sudah lewat. Belum lagi ekonomi keluarga kami pas-pasan," kata Nurjannah. [Nurul Saadi]