Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Lemang Tapai, Jajanan Khas Langka Satu-satunya di Kembang Seri

lemang tapai 3BENGKULU TENGAH, PB - Salah satu penganan khas Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) adalah lemang tapai. Kukusan beras ketan bakar ini masih bisa ditemui meski sudah jarang ada warga yang membuatnya. Namun tiga kali ramadhan tahun ini sudah hal biasa bagi Harma (45), penjual lemang tapai satu-satunya di Desa Kembang Seri.


Lihat jugaKetegaran Bida, Si ‘Lemang Tapai’ Keliling

Menariknya, Harma menjajakannya jajanannya tersebut menggunakan gerobak sorong yang acap digunakan untuk membawa bahan bangunan. Ia mendorong gerobak dari pangkal hingga ke ujung desa. Jajanannya pun laris hingga 30 batang lemang.

"Yang beli gak ada yang langganan, cuma kalau ada orang yang lihat (jajanan) ada saja yang mau beli. Alhamdulillah bisa habis (laku) sampai 20 sampai 30 batang," ujar Harma kepada Pedoman Bengkulu, Sabtu (18/6).

Harma menjual lemang tapai seharga Rp 10 ribu perbatang. Untuk bahan bambu yang digunakan ialah bambu Serik dan bambu Manyan menurut istilah setempat yang berbahan tipis dan cepat matang. Dia membuat lemang pukul 03.00 WIB dini hari saat sahur kemudian membakarnya hingga dijual saat maghrib nanti.

"Jenis bambunya masih bisa dicari, bulu (bambu) Serik dan Manyan. Jualannya kalau di bulan puasa saja, di hari biasa tidak," ungkap Harma.

Ibu tiga anak ini mulai berjualan lemang tapai jelang berbuka dengan mengedar tiap rumah tiap ruas jalan di desa Kembang Seri dan berakhir di persimpangan SPBU Kembang Seri yang merupakan titik keramaian di desa wakil bupati M Sabri tersebut.

"Biasanya melintas di rumah-rumah warga di sepanjang jalan lalu tiba di persimpangan. Sudah tiga tahun lemang Harma berjualan," terang salah satu warga.

Keberadaan makanan khas Bengkulu lemang tapai ini makin sulit dicari terkecuali pada momen tertentu seperti di bulan suci Ramadhan saat ini. Di samping bahan pembuatan seperti bambu yang juga sulit ditemui karena ditebang warga generasi muda sudah enggan mencicipi lemang lantaran banyak terpengaruh makanan buatan pabrik. (Dedy Irawan)