BENGKULU, PB - Ibu negara pertama Indonesia, Fatmawati menangis. Tangisannya pecah ketika melihat anak bangsa saat ini sibuk memperebutkan kekuasaan tanpa tahu makna dan tujuan saat Indonesia dimerdekakan dengan darah dan air mata.Baca juga : Malam Ini, Drama Fatmawati Dipentaskan di Taman Budaya
Demikian petikan drama "Fatmawati" yang ditampilkan oleh Teater Jengkal Bengkulu di Taman Budaya, Sabtu (17/4/2016). Fatmawati binti Hasan Din lahir di Bengkulu. Penjahit Sang Saka Merah Putih pertama sebelum dikibarkan saat pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Emosi penonton diaduk-aduk selama pertunjukan yang dilaksanakan di bawah Pimpinan Produksi (Pimpro) Rudi Novrinda dan Stage Manager Edi Ahmad ini berlangsung. Di awali dengan lagu Yo Botoy-botoy, para pemeran mengawali kisah Fatmawati ini dengan cerita tentang Bengkulu dengan segala dinamikanya pada masa lalu.
Penonton dibuat haru ketika salah seorang pejuang mengeluh dengan komandannya tentang kematiannya yang mungkin tak akan pernah dikenang. Penonton juga dibuat terkesima ketika seluruh pemeran meneriakkan kata merdeka.
Namun pertunjukan ditutup dengan khidmat ketika seluruh pemeran mengucapkan sumpah pemuda yang berkomitmen untuk tetap bertumpah darah satu, berbangsa satu dan berbahasa satu dalam naungan Indonesia.
Drama yang berlangsung selama kurang lebih dua jam ini juga akan ditayangkan di Gedung Auditorium Bulungan GJRS Jakarta Selatan pada hari Selasa 26 April 2016 mendatang. Ribuan warga Bengkulu ikut serta menyaksikan drama karya/sutradara Rekho Penyo ini.
Ketua Teater Jengkal Bengkulu, Andika Eri Putra, mengatakan, ada sekitar 30an orang yang terlibat dalam pertunjukan Fatmawati ini. Ia berharap adanya dukungan dari semua pihak untuk suksesnya pertunjukan Fatmawati ini di Jakarta nanti.
"Kami berharap ada dukungan baik dari Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kota terhadap kegiatan ini. Kita merupakan satu-satunya undangan mewakili Sumatera pada acara itu nanti. Disana kita akan menceritakan tentang Bengkulu lewat seni teater," demikian Andika. [RN]
