Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

ISKI Bengkulu Siapkan Sertifikasi Profesi

ISKI IMG_20160312_101244

BENGKULU, PB - Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Bengkulu tengah menggodok sarana sertifikasi profesi. Sertifikasi ini nanti akan dapat digunakan lembaga pemerintah maupun juga swasta untuk meningkatkan kualitas profesi. Hal tersebut terungkap dalam acara Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) ISKI Provinsi Bengkulu, yang digelar di Hitel Madelin, Kota Bengkulu.

Lely Arrianie, mantan ketua priode sebelumnya mengatakan salah satu program utama yang akan dilakukan ISKI kedepannya adalah menyiapkan wadah Uji Kompetensi Sertifikasi Profesi yang dapat menjadi pusat penyediaan sertifikasi profesi.

"Kedepannya setiap orang yang bergerak di bidang komunikasi harus mendapatkan sertifikat profesi itulah namanya sertifikat profesi komunikasi. Termasuk profesi wartawan. Profesi wartawan itu nanti yang mengeluarkan sertifikatnya adalah ISKI," tuturnya.

Menurutnya, kebutuhan sertifikasi profesi menjadi sangat mendesak ditengah kompetisi pasar kerja Asean yang semakin terbuka belakangan ini. Karena itu, ia juga menginginkan melalui sertifikasi ini, maka profesi seperti wartawan dapat memberikan pencerahan informasi dan bidang komunikasi.

"Lulusan komunikasi selalu dibutuhkan untuk mendukung kemajuan serta penyampaian informasi kepada publik. Karena itu, diharapkan dapat menjaring sarjana komunikasi yang ada di Bengkulu untuk untuk mengembangkan, mensinergikan, berkontribusi bagi kemajuan dan perkembangan ilmu komunikasi. Serta dapat bekerjasama dengan pemerintah daerah," ungkapnya baru-baru ini.

Musdalub ISKI ini diselenggarakan adanya kekosongan jabatan ISKI Bengkulu. Lely Arrianie, yang terpilih dalam Kongres ISKI di Padang periode 2013-2017, tidak dapat melanjutkan jabatannya terkait penarikannya sebagai ISKI Pusat yang membidangi Ketua Departemen Kerjasama Partai Politik.

"Memang di ADART tidak dilarang, namun demi efektifitas organisasi saya mengundurkan diri. Iski Bengkulu mengalami stagnansi kepengurusan sehingga diperlukan untuk kembali membangkitkan kepengurusan tersebut," kata pakar Komunikasi dan Politik Nasional tersebut.

Proses pemilihan ketua baru ISKI tersebut dilakukan dengan cara mufakat, bukan dengan voting. Syarat khusus untuk menjadi ketua, pertama, sudah menempuh doktoral (S3), bisa berasal dari akademisi atau praktisi. Kedua, mampu menjaring kerjasama dengan berbagai pihak baik dari unsur daerah maupun dari luar daerah Bengkulu.

Ia pun berharap agar alumni komunikasi dapat menjadi pemikir juga terlibat sebagai penggerak. Pemikiran memang sangat kita perlukan tapi penggerak akan sangat membantu kualitas kerja dari organisasi. Oleh karena itu kita memerlukan akademisi dan praktisi yang akan saling melengkapi.

 

"Harapan kedepan pengurus yang terbentuk dapat mengikuti gerak langkah ISKI Pusat. Pengurus yang dibentuk masa kerjanya dimulai dari tahun 2016 hingga 4 tahun ke depan," tutup Lely. [Zefpron Saputra]