Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Dari Memiliki Hingga Mencintai

(Refleksi Hari Jadi Kota Bengkulu Ke 297)


NUGROHO TRI PUTRAOleh: Nugroho Tri Putra, S.I.Kom, M.I.Kom*

Tanggal 17 Maret 2016 Kota Bengkulu memasuki usia ke 297, di usia ini Kota Bengkulu terlihat semakin berbenah baik dalam penyelenggaraan birokrasi, pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan berbagai bidang lainnya. Apa indikatornya? Dalam pandangan saya, setidaknya dapat diidentifikasi melalui pembangunan fisik dan non fisik.

Pembangunan fisik, salah satu contohnya dapat kita lihat pada pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bengkulu, gedung berwarna biru yang berdiri megah yang berlokasi di samping Kantor Walikota Bengkulu tersebut saat ini sudah mulai difungsikan untuk melayani masyarakat.  Adalah suatu kekaguman tersendiri bagi warga Bengkulu, setelah bertahun-tahun belum memiliki rumah sakit kota, akhirnya pada masa kepemimpinan Walikota H. Helmi Hasan dan Wakil Walikota Ir. Patriana Sosialinda, RSUD Kota Bengkulu telah menjadi bagian dari bentuk komitmen Pemerintah Kota Bengkulu untuk semakin sadar dan peduli akan arti pentingnya pembangunan di bidang kesehatan untuk mewujudkan masyarakat kota yang sehat jasmani dan rohani.

Selanjutnya, infrastruktur seperti jalan yang merupakan hak bagi para pengguna jalan dan masyarakat. Saat ini mayoritas sudah beraspal tanpa lubang, pengaspalan jalan sudah dirasakan hingga ke gang-gang rumah warga di Kota Bengkulu. Pembangunan dan pengaspalan jalan yang berbasis prioritas tersebut saat ini sudah banyak membawa manfaat memperlancar akses aktivitas warga. Meskipun sampai saat ini belum semua jalan di gang-gang beraspal, namun secara bertahap Pemerintah Kota Bengkulu melalui Dinas Pekerjaan Umum Kota Bengkulu terus berkomitmen untuk selalu memprioritaskan agar jalan mulus dapat dirasakan oleh semua masyarakat Kota Bengkulu.

Dalam pembangunan non fisik, peningkatan kualitas sumber daya manusia ASN (Aparatur Sipil Negara) terus dilakukan oleh Pemerintah Kota Bengkulu. ASN menjadi salah satu kunci yang berperan penting dalam memanajemen dan menjalani roda birokrasi. Perhatian Pemerintah Kota Bengkulu terhadap aparaturnya tak bisa dipungkiri juga menjadi prioritas. Awal tahun 2016 ini, Pemerintah Kota Bengkulu telah menggagas agar ASN mendapatkan uang makan sebagai bentuk kompensasi dari 5 (lima) hari kerja yang telah diberlakukan lebih dulu dan juga telah diterapkan oleh pemerintah daerah lain.

Bahkan tahun 2016 ini juga para ASN Pemerintah Kota Bengkulu mendapatkan alokasi 1000 rumah bersubsidi dari Bapertarum dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Ini salah satu bagian dari prestasi Pemkot Bengkulu yang telah berhasil melakukan lobi dan negosiasi kepada pemerintah pusat. Program 1000 rumah bersubsidi untuk ASN ini jika berjalan dalam waktu dekat tentu sangat membantu bagi para ASN yang belum memiliki rumah, apalagi yang menjadi prioritas adalah ASN bergolongan I, II, dan III. Disaat keinginan memiliki rumah kian terasa sulit dan juga karena uang DP rumah yang relatif tinggi, tentu program 1000 rumah bersubsidi ini memberi angin segar bagi ASN yang telah bertahun-tahun bermimpi memiliki rumah pribadi.

Tidak hanya ASN, para tenaga kontrak pun demikian, tahun 2016 ini gaji mereka telah dinaikkan. Ini juga suatu bentuk kepedulian Pemerintah Kota Bengkulu agar para tenaga kontrak semakin terpacu untuk semangat bekerja produktif dan kreatif.

Di sisi lain, yang patut diapresiasi adalah konsistensi Walikota H. Helmi Hasan, SE dan Wakil Walikota Ir. Patriana Sosialinda yang membawa semangat Bengkulu Ku Religius salah satu dari Program 8 (delapan) Tekad yakni salat berjamaah baik pada waktu subuh, zuhur, ashar, maghrib dan isya’. Bahkan demi memakmurkan masjid, Walikota H. Helmi Hasan beberapa waktu lalu pernah menggagas program zuhur berjamaah berstimulus hadiah.

Indikator perkembangan Kota Bengkulu memang tidak hanya dapat dilihat pada contoh di atas saja, diperlukan penilaian secara komprehensif dan kolektif dari setiap bidang yang menjadi indikator majunya Kota Bengkulu. Meskipun demikian, saat ini setidaknya kita patut mengapresiasi Pemerintah Kota Bengkulu yang selalu berupaya melahirkan program pembangunan strategis untuk memajukan Kota Bengkulu.

Komunikasi yang Positif

Berjalannya suatu program pemerintahan tidak terlepas dari banyaknya kritikan. Hal ini merupakan suatu kewajaran, kritikan-kritikan adalah wujud dari rasa memiliki dan mencintai masyarakat terhadap daerahnya. Terkadang bukanlah suatu hal yang mudah bagi suatu pemerintahan dalam menerima kritikan, apalagi kritikan tersebut tidak didistribusikan melalui cara-cara dan bahasa-bahasa yang positif dan konstruktif.

Suatu pemerintahan di Indonesia yang cenderung kurang terbuka akan keliru menafsirkan bentuk kritikan warganya. Namun tidak bagi Pemerintah Kota Bengkulu, dalam pengamatan saya Pemkot Bengkulu telah membangun komunikasi yang positif dalam menghadapi berbagai kritikan terhadap program pemerintah. Hal ini bisa diidentifikasi melalui sikap terbuka Pemkot Bengkulu terhadap kritikan-kritikan yang pernah datang silih berganti.

Proses ini adalah bentuk relasi atau hubungan yang baik antara pemerintah dengan masyarakatnya. Jika proses komunikasi positif ini terus terjaga maka proses komunikasi antara pemerintah dengan masyarakatnya bisa menjadi salah satu faktor yang turut menyukseskan program-program pemerintah.

Begitu juga dengan cara-cara dan bahasa-bahasa kritikan, jika disampaikan dengan cara yang positif dan konstruktif tentu akan menjaga stabilitas roda pemerintahan yang ada. Sehingga tujuan dari kritikan dapat menjadi sumbang saran yang benar-benar berkontribusi bagi pemerintah, termasuk membantu mewujudkan visi dan misi Kota Bengkulu.

Pemerintah dan masyarakat harus saling harmonis, memiliki kecintaan yang kuat terhadap Kota Bengkulu. Karena untuk menuju pembangunan Kota Bengkulu yang paripurna tidak bisa dicapai melalui rasa dengki, hasut, pikiran negatif atau mengkritik dengan cara negatif apalagi sampai melakukan pembunuhan karakter. Begitu juga pemerintah, harus senantiasa terbuka terhadap kritikan konstruktif masyarakat, karena salah satu tujuan dari pelayanan birokrasi adalah memberikan rasa aman dan nyaman masyarakatnya dalam menikmati hasil pembangunan termasuk menerima kritikan.

Hal ini sama dengan prinsip kasih sayang orangtua terhadap anaknya, kecintaan orangtua terhadap anaknya adalah salah satu contoh kecintaan yang paripurna. Begitu juga dengan orang-orang yang mencintai pasangan hidupnya, karena rasa kecintaannya mereka tak akan pernah sampai hati untuk saling menyakiti.

Prinsip ini mengedepankan rasa kebersamaan, sama halnya dengan pemerintah dan masyarakatnya. kebersamaan akan menciptakan kepedulian, kepedulian akan melahirkan kecintaan. Kebersamaan tidak akan pernah hadir tanpa rasa saling menghargai. Kebersamaan itu hanya bisa dibangun dengan rasa cinta dari waktu ke waktu.

Lalu, bagaimana mewujudkan pembangunan Kota Bengkulu yang paripurna? Tentu bukan sekadar rasa memiliki kota yang kita cintai ini. Tetapi juga dengan mencintai sepenuh hati, yaitu pemerintah mencintai masyarakatnya, masyarakatnya pun juga harus mencintai pemerintahnya.

Dirgahayu Kota Bengkulu ke 297!.

*Penulis adalah Pria kelahiran Kota Bengkulu 13 Agustus 1987. Minat pada bidang jurnalistik dan psikologi, alumnus Program Beasiswa S2 Dalam Negeri Balitbang SDM Kementerian Kominfo RI.