Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Saat Samisake Menjadikan Banana Crispy Fitri Berjaya

Banana Crispy (1)MENJADI program unggulan, Dana Bergulir Satu Miliar Satu Keluruhan (Samisake) ditujukan untuk mengembangkan ekonomi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Bengkulu. Ada ribuan rakyat yang telah menerima manfaat dari program ini. Salah satunya adalah Fitri, pengusaha pisang goreng pasir Banana Crispy.

ZEFPRON SAPUTRA, Kota Bengkulu

Matahari bersinar terik di Jalan Rinjani Kelurahan Jembatan Kecil, Jum'at (5/2/2016). Suasana di Toko Z Arifin Jalan Rinjani Kota Bengkulu sejenak tampak sepi. Fitri, sang penghuni toko, sedang asyik berbincang-bincang dengan saudaranya saat ditemui.

Fitri, sang pengusaha pisang goreng pasir, mengembangkan usahanya sebelum Dana Bergulir Samisake diluncurkan oleh Pemerintah Kota Bengkulu sekira tahun 2012 bersama suaminya, Azwar Lubis. Hanya saja, saat itu ia belum menggunakan gerobak. Per hari, Fitri hanya berhasil memproduksi pisang goreng pasir 50 sampai 100 biji. Hasil produksi mereka kemudian dititip ke rumah-rumah makan.

Saat Dana Bergulir Samisake dikucurkan pada tahun 2014, Fitri dan suaminya meminjam uang Rp 5 juta. Modal ini mereka belikan untuk membuat gerobak Banana Crispy. Saat itu juga ia dan suaminya meningkatkan produksi. Bahkan pernah menembus 1.000-2.000 biji per hari. Banana Crispy laris manis.

Pun demikian, Fitri dan Azwar sempat mengalami masa surut. Namun tak berlangsung lama. Khususnya setelah ia memperkenalkan produk terbarunya, yakni Tahu Krispy. Meski awalnya hanya membuka di Jalan Rinjani, usahanya ini kemudian terus berkembang. Fitri dan Azwar membuka cabang baru di Padang Harapan, Rawa Makmur, Semarang, Kembang Seri dan Pagar Dewa.

"Tapi yang di Pagar Dewa tutup karena lokasi berjualannya tertutupi oleh pedagang lain. Termasuk yang di Sawah Lebar karena kontraknya sudah habis. Yang di Rawa Makmur pindahan dari Sawah Lebar," kata Fitri.

Setelah usahanya berkembang, Fitri dan Azwar kini memiliki tantangan baru, mencari tenaga kerja untuk mengelola usahanya. Ia butuh tenaga kerja yang mampu bangun pagi dan rela bekerja keras. Tanpa tenaga kerja, usahanya mengalami penurunan. Produksinya saat ini sedikit surut menjadi 500-700 biji per hari.

"Bahan utama pisang kami ambil dari Bengkulu Selatan dan Bengkulu Utara. Biasanya bahan baku utama diantar oleh para pengepul kadang juga petani langsung," ujarnya.

Fitri dan Azwar tak pernah menunggak membayar Dana Bergulir Samisake kepada pengurus Koperasi Rinjani Maju Bersama. Sebaliknya, ia terus mendapatkan modal pinjaman ketika membutuhkan. Untuk sukses, Fitri dan Azwar mengandalkan konsistensi menjaga kualitas, rasa dan aroma dari produk yang mereka jual.

Setelah sukses mengembangkan usahanya di Kota Bengkulu, Fitri dan Azwar telah memiliki rencana untuk membuka cabang di Provinsi Lampung. Azwar, sang suami, saat ini tengah melakukan survei di provinsi paling selatan di Pulau Sumatera tersebut. [**]