Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Dua Program Tekan Angka Kematian Bayi dan Ibu Hamil

171587_620Angka Kematian Bayi dan Ibu Hamil di Bengkulu Masih Tinggi 

BENGKULU, PB - Angka kematian bayi dan ibu hamil di Provinsi Bengkulu masih terbilang tinggi. Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, sepanjang 2015 lalu tak kurang dari 296 bayi yang mengalami neonatal dalam rentang usia 0-28 hari. Sementara tingkat kematian ibu hamil mencapai 57 kasus.

Menanggapi hal ini, Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bengkulu, Sumardi, mengatakan pihaknya telah menggulirkan 2 program. Pertama, menambah biaya pendampingan ibu hamil. Dengan adanya penambahan dana ini, jumlah ibu hamil yang didampingi juga bertambah dari sebelumnya yang hanya 500 orang.

"Ibu hamil ini nanti akan didampingi sebulan satu kali, jadi selama 9 bulan ada 9 kali pertemuan," ujar Sumardi, di Ruang Pola Bappeda Provinsi Bengkulu, Rabu (24/2/2016).

Kedua, lanjut mantan Caretaker Walikota Bengkulu itu, pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan akan melakukan pelatihan tenaga kesehatan yang berkaitan langsung dengan ibu hamil. Saat ini, jumlah dokter spesialis kandungan yang ada di provinsi mencapai 23 orang. Namun, penyebaran para dokter ini tidak merata.

"Inilah nanti yang akan kita sosialisasikan agar mereka para dokter yang sudah kita tempatkan tidak dipindahkan lagi," jelas Sumardi.

Untuk diketahui, Setiap tahun angka kematian ibu di Indonesia terus meningkat. Pada tahun 2012, angka kematian ibu (AKI) melahirkan mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup, padahal tahun 2007 angka kematian tercatat sekitar 228 per 100 ribu kelahiran. Ternyata, AKI di Indonesia tercatat menduduki nomor 3 tertinggi di Asia.

Banyak faktor yang menyebabkan begitu tingginya AKI di Indonesia setiap tahun. Faktor utama yang meningkatkan AKI dikenal dengan sebutan '4 terlalu dan 3 terlambat'. Yakni, terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering melahirkan, terlalu banyak, terlambat mencapai fasilitas, terlambat mendapatkan pertolongan, dan terlambat mengenali tanda bahaya kehamilan dan persalinan.

Masyarakat, terutama para ibu, perlu mendapatkan lebih banyak informasi mengenai kehamilan dan persalinan, serta (dan ini sangat penting) memahaminya dengan benar. Selain itu, ketersediaan fasilitas kesehatan dan infrastruktur yang sangat tidak merata juga perlu diperbaiki.

Saat ini, banyak ibu hamil harus menempuh jarak yang sangat jauh hanya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas yang fasilitasnya juga belum tentu lengkap. Ini salah satu pemicu utama tingginya AKI di Indonesia. [IC]