Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Pengamat: Program Kandidat Gubernur Masih Tumpul

Rekho AdriadiBENGKULU, PB - Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Rekho Adriadi, menilai, debat cagub-cawagub Bengkulu yang berlangsung Jum'at (20/11/2015) belum memuaskan. Menurut dia, program-program yang disampaikan oleh pasangan Ridwan-Rohidin dan Sultan-Mujiono masih tumpul.

Rekho memaparkan, bilamana kedua kandidat bisa fokus dengan tema debat saat itu yang terkait dengan pembangunan ekonomi dan sumber daya alam (SDA), mungkin publik bisa lebih terpuaskan dengan penjelasan masing-masing pasangan. Ia menyayangkan sikap kedua kandidat yang lebih banyak menggunakan waktunya untuk memperdebatkan perkara-perkara yang sebenarnya tidak masuk dalam tema debat malam itu.

"Misalnya pasangan nomor urut satu yang menekankan pentingnya pendidikan berkarakter dan miliki perspektif gender serta pembentukan satgas wajib mengajar. Padahal dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), kita butuh pendidikan keterampilan khusus agar rakyat kita punya keahlian dalam menghadapi ahli-ahli dari negara-negara Asia yang lain," kata Rekho kepada Pedoman Bengkulu, Sabtu (21/11/2015).

"Demikian juga dengan pengembangan sektor maritim. Harusnya bisa dieskplorasi lagi bagaimana mengembangkan sektor maritim bukan hanya sebagai industri strategis, tapi juga sebagai objek wisata yang menjanjikan yang belum banyak diketahui oleh orang luar," lanjut alumni Universitas Indonesia tersebut.

Sementara pasangan Sultan-Mujiono, kata Rekho, memaparkan programnya untuk mengembangkan sektor pertanian dengan merubah kawasan hutan menjadi lahan pertanian. Menurut Rekho, pasangan nomor urut dua ini seharusnya dapat menjelaskan landasan regulasi ketika mengemukakan program tersebut.

"Tanah ini banyak jadi sumber konflik. Kalau hutan dirubah jadi lahan pertanian, banyak masalah yang timbul. Fungsi hutan sebagai serapan air akan hilang. Dampaknya banjir di daerah hilir. Flora dan fauna kita juga akan terancam hilang," ungkap Rekho.

Tanpa regulasi yang jelas, tuturnya, alih fungsi hutan juga dapat memicu dimanfaatkannya hutan sebagai ladang eksploitasi perusahaan-perusahaan besar untuk mengeruk hasil-hasil bumi Bengkulu. Misalnya dalam wujud eksploitasi pertambangan dan perkebunan.

"Mungkin karena ini perdana, kekurangan yang ada bisa dimaklumi. Pada debat selanjunya, tentunya kita berharap kedua kandidat bisa memberikan kita perspektif yang lebih jelas lagi kemana nasib rakyat ini akan dibawa dalam lima tahun ke depan," pungkasnya. [Revolusionanda]