Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

JMSI Kecam Arogansi Humas OJK Terhadap Jurnalis

Ketua Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Provinsi Bengkulu, Riki Susanto

PedomanBengkulu.com, Bengkulu – Insiden dikeluarkannya jurnalis dari grup WhatsApp media oleh Humas Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bengkulu memantik reaksi keras dari organisasi perusahaan pers. Ketua Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Provinsi Bengkulu, Riki Susanto, menilai tindakan tersebut sebagai bentuk arogansi yang mencoreng semangat keterbukaan informasi publik.

Riki menegaskan, tindakan Humas OJK yang reaktif dan emosional dalam menanggapi pertanyaan kritis wartawan menunjukkan ketidaksiapan mental dalam menghadapi fungsi kontrol sosial media.

"Sangat disayangkan. Tindakan main 'kick' sembarangan ini adalah perilaku primitif dalam komunikasi publik. Ini menunjukkan ketidakmatangan emosional oknum Humas tersebut. Humas itu wajah lembaga, kalau wajahnya anti kritik, bagaimana publik mau percaya pada integritas OJK?" tegas Riki Susanto, Sabtu (29/11/2025).

Gagal Paham UU Pers

Menurut Riki, pertanyaan yang diajukan oleh jurnalis Nasti Nasution mengenai selisih data pendonor darah OJK dan stok PMI adalah pertanyaan substantif yang wajib dijawab. Hal tersebut merupakan bagian dari kerja jurnalistik untuk memverifikasi klaim sepihak lembaga.

"Pejabat Humas OJK harusnya paham Undang-Undang Pers. Wartawan bertanya itu bukan untuk menyerang, tapi memverifikasi fakta. Kalau datanya benar, tinggal dijawab dengan data pembanding. Kalau tidak sanggup jawab, minta waktu untuk koordinasi, bukan malah memberangus akses informasi dengan mengeluarkan wartawan," kritik Riki.

Riki menambahkan, OJK adalah lembaga negara yang operasionalnya dibiayai oleh pungutan industri dan uang negara. Oleh karena itu, akuntabilitas dan transparansi adalah harga mati.

"Jangan baper (bawa perasaan). Ini era keterbukaan. Kalau Humas OJK Bengkulu model kerjanya seperti admin grup arisan yang seenaknya mengeluarkan anggota, marwah OJK sebagai lembaga independen yang kredibel bisa runtuh," sindirnya.

Desak Evaluasi Menyeluruh

Atas kejadian ini, JMSI Bengkulu mendesak Kepala OJK Bengkulu untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja jajaran Humas-nya. Riki meminta agar OJK menempatkan personel yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga memiliki kematangan etika komunikasi.

"Kami mendesak Pimpinan OJK Bengkulu untuk mengevaluasi oknum tersebut. Jangan biarkan nila setitik rusak susu sebelanga. Hubungan kemitraan media dan OJK yang selama ini dibangun jangan sampai rusak karena arogansi satu-dua orang," pungkas Riki. (Sumber: Bengkulunetwork.com)