PedomanBengkulu.com, Seluma - Himpunan Mahasiswa Seluma (HIMASEL) Walk Out dari Forum Group Discussion (FGD) yang di selenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab Seluma).
FGD tersebut guna membahas terkait rencana eksploitasi tambang emas di bukit sanggul Kabupaten Seluma.
HIMASEL menilai forum tersebut hanya menjadi ajang formalitas tanpa membuka ruang dialog yang sebenarnya antara pemerintah dan mahasiswa.
Ketua Umum HIMASEL Rego Bangkito, menyebut bahwa pemerintah seolah-olah sudah memiliki keputusan akhir sebelum FGD digelar.
Dalam forum tersebut mahasiswa tidak diberikan kesempatan bicara secara adil dan sering dipotong saat menyampaikan pendapat.
“Saya sudah 10 kali melakukan interupsi, tapi sama sekali tidak diindahkan oleh moderator maupun pihak pemerintah. Suara mahasiswa dianggap angin lalu. FGD ini tidak lebih dari panggung pencitraan untuk membenarkan kebijakan yang sudah disiapkan,” tegas Rego Bangkito.
Tak hanya itu Rego juga menilai pemerintah gagal memahami esensi dari FGD yang seharusnya menjadi ruang dengar dua arah.
“Pemerintah jangan hanya mendengar investor. Kami datang membawa data, argumen, dan keresahan rakyat. Tapi kalau forum dibuat sepihak, maka itu bukan FGD, itu monolog kekuasaan,” ujarnya.
HIMASEL bakal terus menyerukan agar lembaga lingkungan, akademisi, dan media ikut mengawasi proses kebijakan ini agar tidak menimbulkan kerusakan sosial maupun ekologis di kemudian hari.
“Kami tidak akan diam. HIMASEL akan terus bersuara di mana pun sampai suara rakyat benar-benar didengar,” tutup Rego Bangkito.
Penulis: Rahmat
