Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Road to FNN 2025

“Nelayan Berdaulat, Nelayan Bermartabat”

Menjadi nelayan adalah sebuah keindahan. Setiap hari mereka berlayar di samudra luas, memanen rezeki yang Allah hamparkan tanpa harus menanam. Laut kita menyimpan ribuan jenis ikan, udang, lobster, rumput laut, hingga mutiara. Bahkan di permukaannya saja, muntahan paus atau ambergris sudah bernilai miliaran rupiah. Lebih dalam lagi, kekayaan itu berlipat ganda. Semua ini adalah karunia Allah yang luar biasa bagi Indonesia.

Namun sayangnya, karunia tersebut sering kali hanya bisa dipandang dari tepi pantai oleh nelayan kita. Banyak di antara mereka tidak memiliki perahu yang layak, alat tangkap modern, atau teknologi selam untuk menjangkau isi laut. Ironisnya, nelayan asing dengan kapal-kapal canggih bebas datang dan memamerkan hasil tangkapannya tepat di depan mata kita.

Lalu, apa yang bisa kita lakukan? Kemana para perencana pembangunan negeri ini?

Forum Nelayan Nasional 2025

Dari kegelisahan itu, lahirlah Forum Nelayan Nasional (FNN) 2025 sebagai ruang besar untuk menyatukan suara nelayan dari seluruh penjuru nusantara.

🗓️ 25 September 2025

📍 Gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta

⏰ 08.00 – 22.00 WIB

FNN 2025 diprakarsai oleh Himpunan Masyarakat Nelayan Indonesia (HMNI), dengan dukungan penuh dari Menko Pangan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta BP Taskin. Kehadirannya diharapkan menjadi titik awal kesadaran bahwa laut bukan sekadar hamparan biru, tetapi sumber ketahanan pangan nasional yang dapat menjadikan Indonesia kuat dan sejahtera.

Suara dan Harapan

Ketua Umum HMNI, Ir. Brata Tridharma, MM, MH, menegaskan:

"Nelayan adalah benteng kedaulatan pangan bangsa. HMNI hadir bukan hanya untuk memperjuangkan nelayan, tetapi juga keluarga mereka: istri, anak-anak, buruh angkut ikan, hingga pekerja pabrik pengolahan. Kami ingin nelayan Indonesia hidup mandiri, gotong royong, sejahtera, dan profesional. Melalui FNN 2025, mari kita jadikan momentum kebangkitan laut Indonesia sebagai pusat ketahanan pangan nasional dan masa depan generasi muda pesisir.”

Sementara itu, Gema Sasmita, Pembina HMNI, menambahkan:

"HMNI adalah ujung tombak perjuangan kolektif jutaan nelayan, tulang punggung ekonomi kelautan nasional. Berdasarkan data KKP, hingga 2023 ada lebih dari 2 juta nelayan Indonesia, 85% di antaranya nelayan kecil—mereka yang paling rentan dan paling membutuhkan perlindungan serta pemberdayaan. HMNI hadir bukan hanya sebagai wadah persatuan, tetapi juga sebagai motor penggerak ekonomi biru berkelanjutan. Bersama GERNAS, HMNI memperluas akses modal, teknologi, pasar, dan kemitraan strategis sehingga nelayan kecil tidak lagi berjalan sendiri. Sinergi inilah jalan menuju kesejahteraan, kemandirian bangsa, dan memastikan suara nelayan selalu hadir dalam kemajuan Indonesia.”

Peran HMNI

HMNI hadir sebagai rumah besar bagi masyarakat nelayan. Tidak hanya nelayan itu sendiri, tetapi juga keluarganya, buruh angkut, perajin jaring, pekerja pabrik perikanan, hingga pelaku UMKM di pesisir.

Kegiatan HMNI meliputi:

- Program perumahan nelayan

Penguatan koperasi dan UMKM perikanan

- Budidaya laut & air payau

- Advokasi hukum, HAM, dan lingkungan hidup

- Pengembangan pariwisata bahari & olahraga laut

- Digitalisasi data perikanan: jumlah ikan, kapal, perairan, hingga industri rakyat

- Penguasaan teknologi penangkapan ikan, pembuatan kapal, dan pengolahan hasil laut 

Tujuannya jelas: agar nelayan Indonesia dapat hidup cukup, sehat lahir batin, mandiri, serta profesional.

Kekayaan Laut Indonesia

Indonesia adalah negara maritim terbesar di dunia dengan potensi laut yang sangat besar:

- Nilai ekonomi kelautan diperkirakan mencapai Rp1.700 triliun per tahun.

- Potensi sumber daya ikan tangkap lebih dari 12,5 juta ton per tahun, terbesar di Asia Tenggara.

- Indonesia mampu memenuhi hingga 60% kebutuhan rumput laut dunia.

- Laut dalam menyimpan minyak, gas, energi gelombang, mutiara, hingga teripang bernilai tinggi. 

Dengan kekayaan sebesar ini, sudah seharusnya pemerintah memberikan anggaran yang memadai bagi nelayan: mulai dari perahu yang layak, teknologi tangkap modern, hingga perlindungan maritim dari kapal asing yang menggerogoti sumber daya kita.

Nelayan berdaulat, nelayan bermartabat. Bersama HMNI dan FNN 2025, mari kita wujudkan Indonesia yang kuat dan sejahtera!


Jakarta, 3 September 2025

Saeed Kamyabi