Kapolres Lebong AKBP Agoeng Ramadhani SH SIK ketika dikonfirmasi usai rakor Forkopimda, Jum'at (29/08/2025)/spy
PedomanBengkulu.com, Lebong - Kejadian keracunan massal yang melanda ratusan pelajar diduga usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG), selain menyegel Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Dapur Lemeupit. Tim Penyidik Satreskrim Polres Lebong juga memeriksa sejumlah pihak-pihak SPPG Dapur Lemeupit. Bahkan informasinya, Polres Lebong juga memanggil pihak pemasok bahan pangan ke SPPG Dapur Lemeupit untuk dimintai keterangannya.
Kapolres Lebong AKBP Agoeng Ramadhani SH SIK dikonfirmasi PedomanBengkulu.com usai mengikuti mengikuti Rapat Koordinasi Forkopimda Lebong, Jum'at (29/08/2025) pagi, tidak menampik sejumlah pihak sudah diperiksa tim penyidik Polres Lebong. Namun langkah hukum yang saat ini dilaksanakan Polres Lebong baru tahap pemeriksaan awal, sedangkan untuk kepastian proses hukum selanjutnya, harus menunggu hasil uji laboratorium sampel makanan yang saat ini masih di BPOM Bengkulu.
"Terkait kejadian kemarin (Keracunan Massal,red) kita masih menunggu dari hasil lab di BPOM di Bengkulu," kata Kapolres Agoeng.
Dikatakan Agoeng, sembari menunggu hasil uji sample makanan di Laboratorium BPOM, untuk saat ini pihaknya masih fokus dengan kesembuhan anak-anak. Bahkan informasi dari RSUD Lebong, Kata Kapolres, saat ini hanya tinggal sembilan anak yang rawat inap, sedangkan yang lain sudah rawat jalan. Termasuk juga saat ini Polres Lebong bersama Pemkab Lebong, ikut tim menanggulangi masalah trauma anak-anak, melalui tim trauma healing bagi anak-anak agar bisa kembali bersekolah.
"Sedangkan untuk yang diperiksa, kami hanya melakukan pemeriksaan awal saja,
sambil menunggu hasil lab yang ada. Jadi kami tidak bisa bertindak lebih lanjut sebelum kita memastikan apakah betul ini penyebabnya dari makanan tersebut. Jadi kita tidak bisa ngomong, butuh tenaga ahli, kita tunggu hasil sampelnya dulu," bebernya.
Terkait jumlah pasti berapa orang yang sudah diperiksa, Kapolres belum bisa menyampaikan secara terbuka berapa orang yang sudah atau yang akan dipanggil, karena prosesnya masih dalam tahap pemeriksaan awal.
"Kalau yang diperiksa, kita dalami dulu. Nanti kalau sudah ada titik terang akan kami sampaikan," pungkasnya.[spy]