PedomanBengkulu.com - 𝗠𝗶𝗻𝗴𝗴𝘂 sore yang seharusnya menjadi perjalanan wisata berubah menjadi momen menegangkan bagi Cahyo dan rombongan teman kantornya. Mereka berangkat ke Pulau Tikus dengan aman, namun saat kembali, awak kapal sudah memperingatkan bahwa badai akan datang. "𝙄𝙣𝙞 𝙢𝙖𝙪 𝙗𝙖𝙙𝙖𝙞, 𝙖𝙮𝙤 𝙘𝙚𝙥𝙖𝙩 𝙗𝙚𝙧𝙖𝙣𝙜𝙠𝙖𝙩 𝙥𝙪𝙡𝙖𝙣𝙜," ujar salah satu awak kapal sebelum mereka berlayar kembali ke daratan.
Di tengah laut, ombak mulai membesar, dan ketika kapal hendak memasuki pesisir, mesin tiba-tiba mati. Kapal oleng ke kiri, dan penumpang diminta bergeser ke kanan untuk menyeimbangkan kapal. Namun, ombak kembali menghantam dari kanan, menyebabkan kapal semakin miring dan akhirnya mulai tenggelam. "𝙎𝙖𝙮𝙖 𝙗𝙚𝙧𝙖𝙙𝙖 𝙙𝙞 𝙙𝙚𝙠 𝙖𝙩𝙖𝙨, 𝙡𝙖𝙡𝙪 𝙩𝙚𝙧𝙝𝙚𝙢𝙥𝙖𝙨 𝙠𝙚𝙡𝙪𝙖𝙧 𝙙𝙖𝙣 𝙩𝙚𝙧𝙨𝙚𝙧𝙚𝙩 𝙤𝙢𝙗𝙖𝙠," kata Cahyo. Beruntung, seorang nelayan setempat melompat ke laut untuk menyelamatkannya.
Upaya penyelamatan dramatis terjadi di tengah gelombang besar. Cahyo ditarik ke atas kapal penyelamat, sementara nelayan tersebut tetap berada di air untuk membantu korban lain. "𝙎𝙖𝙮𝙖 𝙞𝙣𝙜𝙞𝙣 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙪𝙘𝙖𝙥𝙠𝙖𝙣 𝙩𝙚𝙧𝙞𝙢𝙖 𝙠𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙠𝙚𝙥𝙖𝙙𝙖 𝙣𝙚𝙡𝙖𝙮𝙖𝙣 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙩𝙚𝙡𝙖𝙝 𝙢𝙚𝙣𝙤𝙡𝙤𝙣𝙜 𝙠𝙖𝙢𝙞," ujarnya. Seluruh rombongan Cahyo yang berjumlah 13 orang berhasil selamat, meski banyak harta benda yang hilang di laut. Ia berharap barang-barang yang ditemukan bisa dikumpulkan di posko bantuan.