PedomanBengkulu.com - Petani Pulau Enggano geruduk Kantor ASDP, PT Pelindo ll Bengkulu dan Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Wilayah III Pulau Baai Bengkulu akibat keterlambatan kapal berlayar di Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu.
Keterlambatan berlayar kapal disebabkan adanya kapal tongkang yang kandas di jalur pelabuhan Pulau Baai yang mengalami pendangkalan sehingga berimbas terhadap penyaluran hasil pertanian dan pengiriman barang ke Pulau tersebut.
Salah satu petani dari Pulau Enggano, Cece mengungkapkan kekecewaannya atas terganggunya keberangkatan kapal. Menurutnya, para petani telah mempersiapkan segala sesuatu untuk pengiriman hasil pertanian dari Pulau Enggano serta buah-buahan segar dan sayuran untuk kebutuhan masyarakat di Pulau Enggano membusuk.
“Sekarang karena ada kendala kapal tongkang kandas, maka semua sayuran serta buah-buahan sudah membusuk semua. Kami bisa mengalami kebangkrutan,” ujar Cece, pada Jumat, 31 Januari 2025.
Cece berharap pihak terkait seperti ASDP, PT Pelindo, dan KSOP segera mencari solusi agar kejadian serupa tidak terulang.
“Kami butuh kepastian agar hasil pertanian dari Enggano bisa keluar dan masuk tanpa hambatan seperti ini,” kata Cece.
Para petani yang datang ke Bengkulu untuk mengurus pengiriman hasil pertanian kini terpaksa menginap di kantor ASDP karena sebagai tidak memiliki tempat tinggal di Bengkulu.
“Sekarang kami tidak tahu apakah masih punya uang, karena kami harus bekerja di Enggano untuk mendapatkan penghasilan lagi,” ungkapnya.
Kerugian akibat keterlambatan ini cukup besar, banyak pisang yang sudah masak dan bahkan membusuk di mobil diesel.
“Pisang yang kami bawa sudah matang semua, bahkan ada yang busuk. Kerugiannya bisa mencapai dua juta rupiah per mobil. Jika dihitung dengan kejadian serupa yang sudah empat kali terjadi, kerugian bisa mencapai delapan juta rupiah per unit diesel,” jelas Cece.
Para petani berharap adanya solusi jangka panjang agar transportasi hasil pertanian dari Enggano ke Bengkulu dapat berjalan lancar. Mereka meminta pemerintah dan pihak terkait segera menangani permasalahan ini demi keberlangsungan ekonomi petani Pulau Enggano. (Tok)