Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Pemilu 2024 Ajang Pilih Pemimpin yang Adil dan Amanah

PedomanBengkulu.com,  Bengkulu - Upaya untuk menciptakan keadilan bagi seluruh umat manusia tak akan pernah berhenti. Berbagai produk undang-undang mesti selalu dikaji, dievaluasi, direvisi, diciptakan, hingga tercipta suatu masyarakat yang berkeadilan sesuai yang dikehendaki oleh Allah subhanahu wata'ala.

Demikian diungkapkan Ketua Badan Koordinasi Majelis Taklim Masjid Dewan Masjid Indonesia (BKMM-DMI) Provinsi Bengkulu Hj Leni Haryati John Latief, Senin (17/7/2023), di tengah momen peringatan Hari Keadilan Internasional atau World Day for International Justice.

"Berbuat adil ini perintah Allah, bukan aturan yang dibuat-buat manusia. Keadilan harus berlaku dalam semua sendi kehidupan, baik di bidang politik, ekonomi, sosial dan bidang-bidang lainnya," kata Hj Leni Haryati John Latief.

Alumni Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Mubai Taba Anyar ini menuturkan, bilamana keadilan ditinggalkan, maka kehidupan seseorang atau suatu daerah atau suatu bangsa, di dunia akan menjadi rusak, hancur dan binasa, demikian pula di akhirat.

"Allah yang menciptakan manusia tentu yang paling mengetahui apa yang terbaik bagi manusia. Kalau seseorang menegakkan keadilan, maka orang itu di dunia pasti bahagia, di surga pasti bahagia. Hal ini berlaku untuk sebuah daerah, maupun sebuah bangsa," jelas Hj Leni Haryati John Latief. 

Ketua Majelis Taklim Al-Mabrurah Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Provinsi Bengkulu periode jabatan 2017-2022 ini menekankan, masyarakat dapat berperan aktif menciptakan keadilan melalui proses pemilihan umum yang akan berlangsung pada tahun 2024 mendatang.

"Masyarakat dapat berperan aktif dengan memilih para pemimpin dan wakil-wakil rakyat yang menjunjung tinggi keadilan dan amanah, sungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya. Pemimpin yang punya ketegasan dalam menegakkan keadilan, siap untuk menjalankan sistem pemerintahan yang berorientasi pada keadilan," demikian papar Hj Leni Haryati John Latief.

Data terhimpun, berawal dari gerakan Hak Asasi Manusia (HAM) Universal, Hari Keadilan Internasional lahir atas keprihatinan atas kekejaman dan pembantaian manusia yang terjadi selama Dunia Kedua berlangsung.

Dalam bentuk nyata, Dewan Keamanan PBB telah membentuk berbagai lembaga untuk menghukum pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional di Yugoslavia tahun 1991 dan di Rwanda tahun 1994.

Langkah nyata lainnya adalah lahirnya Statuta Roma pada tanggal 17 Juli 1998 dalam Konferensi Diplomatik yang digelar sehingga terbentuk Mahkamah Pidana Internasional atau International Criminal Court (ICC) yang mulai efektif di tahun 2002.

Pembentukan lembaga itulah yang menjadi manifestasi atas penegakan keadilan di dunia dan tanggal 17 Juli tersebut pada akhirnya ditetapkan sebagai Hari Keadilan Internasional. (Muhammad Qolbi)