Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Apakah Boleh Pertalite Campur Pertamax? Kenali Dampaknya pada Kendaraan


PedomanBengkulu.com, Jakarta  - Masih banyak pemilik kendaraan bermotor di Indonesia yang mencampur pemakaian bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dan Pertamax. 

Pertanyaannya sekarang, apakah boleh Pertalite campur Pertamax? 

Ada berbagai alasan mengapa pemilik kendaraan mencampur bahan bakar beroktan tinggi dengan bahan bakar beroktan rendah, seperti Pertamax dan Pertalite. Ada yang ingin agar tidak perlu merogoh kocek banyak untuk membeli BBM, ada juga yang mencampur Pertamax dan Pertalite untuk mendapat bahan bakar lebih baik, sehingga performa lebih terjaga.

Padahal, agar performa mesin kendaraan tetap terjaga, tidak boleh mencampur pemakaian BBM dengan oktan atau RON berbeda. Pasalnya, mencampur bahan bakar dengan oktan berbeda justru menyebabkan konsumsi bahan bakar jadi lebih boros karena pencampuran BBM membuat kualitasnya jadi turun.

Karena itu, untuk menjawab pertanyaan apakah boleh Pertalite campur Pertamax, Lifepal sebagai salah satu marketplace insurance terdepan di Tanah Air mengungkapkan beberapa dampak mencampur kedua jenis BBM tersebut. 

Berikut penjelasan lebih detail dari Benny Fajarai, Co-Founder sekaligus CMO Lifepal.co.id. 

Mengurangi Kinerja Mesin

Setiap pemilik kendaraan tidak disarankan untuk mencampur Pertalite dan Pertamax, karena keduanya memiliki kandungan oktan atau RON berbeda. Mencampur kedua jenis bahan bakar ini justru dapat mengurangi kinerja mesin dan menghasilkan emisi lebih tinggi.

Seperti diketahui, kandungan oktan Pertalite sekitar 90-92 RON, sementara Pertamax memiliki oktan sekitar 92-95 RON. Oktan merupakan ukuran resistensi bahan bakar terhadap detak mesin yang berlebihan atau knocking. Semakin tinggi oktan, semakin baik bahan bakar menahan knocking dan semakin baik kinerja mesin.

Secara umum, Pertalite lebih irit daripada Pertamax, karena memiliki kandungan oktan yang lebih rendah, sehingga dapat menghasilkan konsumsi bahan bakar yang lebih hemat. Namun, konsumsi bahan bakar juga tergantung pada kondisi pemakaian dan pengendaranya masing-masing.

Merusak Komponen Mesin

Tidak ada manfaat signifikan mencampur Pertalite dan Pertamax. Jika mesin kendaraan butuh bahan bakar dengan oktan lebih tinggi, maka sebaiknya gunakan Pertamax atau jenis bahan bakar lain yang memiliki oktan sesuai.
Bila pencampuran bahan bakar dilakukan dalam jangka waktu lama, maka jangan kaget jika performa mesin akan semakin menurun karena kerak yang terbentuk di dalam mesin. Agar performa bisa kembali normal, Anda harus menyiapkan dana untuk membersihkan mesin.

"Beruntung jika kendaraan yang dimiliki adalah keluaran terbaru. Sebab, umumnya mesin kendaraan baru sudah dilengkapi knocking sensor yang dapat segera memberi peringatan jika kadar BBM berada di bawah ketentuan," ungkap Benny.

Pakai Bahan Bakar Sesuai Rekomendasi

Lantaran mencampur Pertalite dan Pertamax dapat menimbulkan dampak kinerja mesin yang menurun, meningkatnya emisi, hingga kerusakan pada komponen mesin dalam jangka panjang, maka sebaiknya pakai jenis bahan bakar sesuai rekomendasi pabrik atau produsen mesin kendaraan yang dimiliki.

Selain menggunakan bahan bakar sesuai rekomendasi, hal lain yang tak kalah penting dilakukan untuk menjaga kinerja kendaraan adalah melengkapinya dengan asuransi.

"Sebelum memutuskan membeli produk proteksi satu ini, sebaiknya ketahui dulu pilihan asuransi kendaraan terbaik di Indonesia yang bisa dipilih. Lifepal sebagai marketplace asuransi terbaik yang sudah terdaftar dan diawasi oleh OJK memiliki banyak pilihan produknya. Selain bisa memilih asuransi kendaraan sesuai kebutuhan dan kemampuan finansial, Anda akan dibantu saat akan klaim online," tutup Benny Fajarai.[Rls]