PedomanBengkulu.com, Jakarta - Cuaca ekstrem yang terjadi telah menimbulkan banyak bencana seperti banjir dan longsor sehingga tidak sedikit mengakibatkan timbulnya kerusakan pada sejumlah bangunan infrastruktur seperti jalan dan jembatan yang berdampak terhadap terganggunya mobilitas masyarakat serta lalu lintas barang dan jasa.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Riri Damayanti John Latief mengatakan, cuaca ekstrem atau cepatnya perubahan cuaca yang terjadi belakangan ini kian meresahkan, bukan hanya bagi masyarakat Indonesia, namun juga masyarakat di seluruh dunia.
"Beberapa tahun terakhir menjadi hari-hari yang menyibukkan bagi BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) yang tak henti-hentinya mengeluarkan peringatan dini. Perubahan cuaca secara ekstrem banyak menimbulkan bencana hidrometeorologi," kata Hj Riri Damayanti John Latief, Senin (14/11/2022).
Lulusan Magister Manajemen Universitas Bengkulu ini menjelaskan, di Bumi Rafflesia, bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang, puting beliung, banjir rob dan lain sebagainya telah banyak menimbulkan korban material, maupun korban manusia.
"Termasuk memicu banyaknya infrastruktur yang rusak seperti jalan dan jembatan. Hal ini memperbanyak jatuhnya korban. Ada yang jatuh bersama jembatan, ada yang terperosok bersama rusaknya jalan dan lain-lain. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan," ujar Hj Riri Damayanti John Latief.
Dewan Pembina Karang Taruna Provinsi Bengkulu ini menekankan, pemerintah daerah perlu memobilisasi tim untuk memeriksa seluruh kesiapan infrastruktur untuk meminimalisir jatuhnya korban jiwa yang berpotensi ditimbulkan akibat bencana.
"Pihak berwenang sudah mengumumkan cuaca ekstrem ini diperkirakan masih akan terjadi di sejumlah daerah dalam beberapa bulan ke depan. Langkah antisipasi sangat perlu dilakukan sedini mungkin. Pemerintah daerah harus melakukan pemantauan ketahanan infrastruktur terhadap bencana terutama di daerah rawan," sampai Hj Riri Damayanti John Latief.
Wakil Ketua Umum BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Provinsi Bengkulu ini juga berharap pemerintah daerah dapat segera mengakomodir permintaan warga yang infrastrukturnya rusak akibat bencana seperti di kawasan Perumnas Griya Betungan Asri Kota Bengkulu.
"Saya minta kepada Kementerian PUPR agar seluruh jalur dari Bengkulu ke provinsi tetangga maupun sebaliknya yang rusak dan amblas akibat bencana dapat segera diperbaiki dan dapat diantisipasi agar tidak rusak kembali," demikian Hj Riri Damayanti John Latief.
Baru-baru ini, terlansir di media massa, jalan lintas barat Sumatera yang merupakan akses penghubung Lampung dengan Bengkulu rawan terputus akibat bencana hidrometeorologi. Di Desa Paki Haji, Kecamatan Pondok Kubang, Kabupaten Bengkulu Tengah, sebuah jembatan yang kerap diterjang banjir ambruk saat dilalui dua unit truk bermuatan material jalan. [Muhammad Qolbi]