Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Nelayan Harus Dapatkan Akses Mudah ke BBM Murah


PedomanBengkulu.com, Bengkulu – Peringatan Hari Nelayan Nasional setiap tanggal 6 April mendatangkan simpati dan perhatian berbagai kalangan akan kondisi dan kehidupan orang-orang yang sehari-harinya bekerja menangkap ikan atau biota lainnya yang hidup di dasar, kolom maupun permukaan perairan tersebut.

Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Riri Damayanti John Latief Hj Riri Damayanti John Latief mengatakan, begitu banyak kondisi yang kurang menguntungkan bagi nelayan sebagaimana yang ia amati terjadi di Bengkulu.

"Di Kaur belum lama ini saya dapat laporan nelayan tidak melaut karena langkanya BBM jenis pertalite. SPBU mengharuskan mereka menggunakan BBM jenis pertamax yang mahal, tak terjangkau oleh dompet nelayan kecil atau nelayan tradisional," kata Hj Riri Damayanti John Latief, Rabu (6/4/2022).

Di Bengkulu Selatan, Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Komite Pemuda Nasional Indonesia (DPP KNPI) ini melanjutkan, beberapa waktu yang lalu nelayan dilaporkan sudah berminggu-minggu tidak bisa melaut karena cuaca buruk atau angin kencang.

"Ada yang tetap berani melaut, tapi nggak banyak. Ada yang akhirnya cuma nangkap di pinggiran tapi hasilnya tak seberapa. Lebih banyak nganggur, nggak punya penghasilan. Kalau pun ada ikan yang dijual diambil dari pasar di kota," ungkap Hj Riri Damayanti John Latief.

Wakil Ketua Umum BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Provinsi Bengkulu ini mengimbau kepada pemerintah untuk menghapus semua aturan yang menyulitkan nelayan untuk memperoleh akses mudah BBM yang murah agar biaya melaut dapat ditekan dan pendapatan nelayan dapat meningkat.

"Belum semua nelayan pulih dari pandemi covid-19 dan nelayan Bengkulu khususnya harus berhadapan dengan ombak Samudera Hindia yang ganas. Persoalan BBM ini cuma semakin menambah beban nelayan. Saya minta pihak terkait bisa mendengar hal ini," tegas Hj Riri Damayanti John Latief.

Dewan Penasehat Karang Taruna Provinsi Bengkulu ini menambahkan, selain pandemi covid-19, perekonomian dunia masih terus menghadapi tantangan seperti perang Rusia–Ukraina, perubahan iklim, naiknya harga komoditas energi dan pangan, dan lain sebagainya.

"Kalau misal pemerintah beralasan tidak bisa memberi bantuan kepada nelayan karena keterbatasan anggaran dan lain-lain, tolong, jangan lagi susahkan hidupnya dengan aturan-aturan yang menyulitkan seperti BBM tadi," demikian harapan Hj Riri Damayanti John Latief.

Hari Nelayan Nasional telah ditetapkan sejak tahun 1960 pada era pemerintahan Orde Baru yang diperingati untuk mengapresiasi nelayan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia, dalam keikutsertaannya menjaga garis pantai terluar Indonesia, serta pemberi informasi terhadap kegiatan illegal fishing di perairan Indonesia. [Muhammad Qolbi]