Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Mari Saling Bantu Melalui Program JKN-KIS

 

PedomanBengkulu.com, Rejang Lebong – Pentingnya jaminan perlindungan kesehatan dirasa semakin nyata di kalangan masyarakat kita. Rio Saputra (35) merupakan salah satunya.  

“Kita nggak tau kapan kita akan sakit. Akan sakit apa, berapa hari bakal sakit sampai berapa biaya yang diperlukan. Nggak pernah ada yang tahu dan rasanya nggak ada banyak masyarakat yang siap. Menyisihkan pendapatan untuk jaga-jaga kalau sakit, kecuali wanita yang akan melahirkan ya, mereka sudah pasti menabung untuk biaya anak baru lahir. Selain itu rasanya hanya sedikit masyarakat yang peduli akan pentingnya biaya untuk pengobatan kalau sakit. Itulah makanya jaminan perlindungan kesehatan itu penting sekali,” ujarnya.

Rio merupakan salah satu peserta program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) dari segmen peserta Pekerja Penerima Upah (PPU) dari salah satu Badan Usaha di Kabupaten Rejang Lebong.

“Syukurnya saya dan keluarga sudah bergabung menjadi peserta JKN-KIS. Saya, isteri dan anak-anak. Kalau isteri kepesertaannya sendirian karena dia juga bekerja. Anak-anak ikut kepesertaan saya. Kalau ditanya apakah rugi isteri juga terdaftar sendiri, rasanya tidak ya. Kan sudah jadi kewajibannya karena dia juga pekerja yang punya tanggung jawab karena sudah bekerja dan mendapatkan penghasilan. Rasanya sah-sah saja,” ujarnya.

Rio juga mengutarakan pendapatnya tentang program JKN-KIS yang dirasanya memberikan banyak manfaat kepada banyak pesertanya.

“Syukurnya saya tidak pernah sakit parah hingga harus dirawat di Rumah Sakit. Begitu juga dengan isteri dan anak-anak. Alhamdulillah. Paling berobat ke Puskesmas, itu pun hanya sekali dua kali. Kita tidak merasa rugi kalau kartunya nggak dipake, justru bersyukur berarti kita masih diberikan nikmat sehat. Biar saja iuran yang kita bayar tiap bulannya membantu peserta-peserta yang memang membutuhkan bantuan iuran kita. Mereka yang harus berobat secara rutin, harus cuci darah tiap minggu, harus operasi besar hingga peserta yang memang menggantungkan hidupnya dengan bantuan peralatan medis. Biar iuran yang kami yang dipotong dari gaji setiap bulan mereka yang pakai. Saling bantu, mungkin nanti di kemudian hari kami yang membutuhkan bantuan iuran peserta yang lain. Kita tidak pernah tau,” tutupnya.[Rls]