Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Hikmah dari Pandemi

Gambar: GARRY LOTULUNG/kompas.com


PedomanBengkulu.com - Tidak ada yang lebih banyak dibicarakan, merasuk ke setiap ruang, menembus sekat waktu kurang lebih hampir dua tahun terakhir selain coronavirus disease 2019 atau covid-19.

Nama covid-19 benar-benar booming. Ia menguasai trending topic bukan hanya berbulan-bulan, tapi bertahun-tahun. Dalam setiap lembaran-lembaran berita di media massa, pasti terselip satu dua kata covid-19 di dalamnya.

Pelajaran terbesar dari covid-19 adalah betapa sesuatu itu, ketika dengan kompak dibicarakan terus menerus, maka dia akan menancap dengan kokoh dalam memori setiap orang.

Ketika memori setiap orang sudah begitu penuh dengan sesuatu itu, maka sesuatu itu akan dikupas secara mendalam, dianggap sebagai masalah besar, dipandang dari berbagai sisi, dan diberi berbagai macam solusi.

Hal itu tentu berlaku terhadap segala hal sejak dahulu dan sampai kapanpun. Misalnya ketika seorang Nabi atau Rasul mempopulerkan kebesaran Allah subhanahu wa ta'ala.

Meski Nabi atau Rasul itu memulainya hanya dengan seorang diri, namun karena kebesaran Allah itu ia kampanyekan terus menerus hingga menemukan momentumnya, semua orang pada akhirnya menganggap-Nya sebagai sesuatu yang teramat penting, semua orang akan mengenal Dia, bahkan akan mencintai-Nya.

Pembelajaran seperti itulah yang patut diterapkan oleh pemerintah daerah di Bengkulu dalam menyelesaikan persoalan-persoalan besar krusial yang dihadapi.

Misalnya kalau persoalan besar dan krusial itu adalah kemiskinan, maka kemiskinan harus dibicarakan dimana-mana, diangkat dimana-mana, dikupas dimana-mana, bahkan bila perlu sampai terbawa ke dalam mimpi.

Semua orang yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung harus terlibat dalam menggali akar masalahnya, mengurai duduk persoalannya, dan menawarkan berbagai solusi untuk menyelesaikannya.

Jangan seperti banjir yang saban tahun terus memakan korban namun tak kunjung selesai itu. Banjir Bengkulu hanya dianggap serius ketika rumah-rumah warga sudah mulai tergenang. Setelah itu, lupa lagi. Pas banjir lagi, baru teriak-teriak lagi.

Itulah hikmah yang bisa dipetik dari pandemi covid-19 untuk Bengkulu yang kini menginjak usia 53 tahun. Apapun persoalan di Bengkulu, jangan takut viral, kalau perlu malah harus diviralkan, dibahas dimana-mana, diajak agar ahli-ahli ikut putar otak untuk mencari solusinya, hingga menyeret rakyat untuk bergotong royong dalam menyelesaikannya.